|
Atambua, Kompas - Kabupaten Belu dan sekitarnya di Pulau Timor bagian Nusa Tenggara Timur selama sepekan terakhir terus diguyur hujan lebat. Akibatnya, Sungai Benanain meluap hingga 13 desa di Kecamatan Malaka Barat tergenang dan 442 warga terpaksa diungsikan ke tempat aman. Camat Malaka Barat Remigius Asa ketika dihubungi dari Ende (Flores), Kamis (4/5), menjelaskan, genangan air tertinggi mencapai sekitar satu meter terjadi pada Rabu dini hari sekitar pukul 02.00 Wita. Banjir terutama menimpa tiga dari empat dusun di Desa Lasaen, yakni Dusun Umamota, Kakeularan, dan Lasaen. Sebanyak 103 keluarga (442 jiwa) warga dari tiga dusun itu terpaksa diungsikan ke Betun, ibu kota kecamatan tetangga, Malaka Tengah, sekitar 16 kilometer dari Kecamatan Malaka Barat. Genangan air sudah berangsur surut Kamis petang, tetapi warga belum berani kembali ke kampung mereka. Menurut Remigius Asa, kawasan Malaka seluas 350.000 hektar, termasuk Kecamatan Malaka Barat, memang rawan banjir, terutama jika curah hujan tinggi. Apalagi hujan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Timor Tengah Utara (TTU) aliran airnya mengarah ke Belu. "Meski di Belu cuaca panas, tetapi kalau di TTS dan TTU hujan lebat, apalagi dalam waktu lama, di Malaka bisa banjir. Tahun 2006 sampai tanggal 3 Mei lalu telah terjadi 18 kali banjir," ujarnya. Bupati Belu Yoackim Lopez bersama Wakil Ketua DPRD Herman Silvester dan Ketua Komisi C DPRD Yulius Klau Kamis siang mengunjungi tempat pengungsi. Banjir di Barito Kuala Sementara itu, banjir yang melanda tujuh desa di Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, belum menunjukkan tanda-tanda menyurut. Ini terjadi karena banjir kiriman dari daerah hulu Sungai Barito masih berlangsung. Kondisi itu membuat permukiman warga yang dilanda banjir juga terus meluas. Sedikitnya sudah 700 rumah yang terendam dengan ketinggian air satu meter sampai 1,5 meter. Warga terpaksa membuat panggung kayu di dalam rumah untuk tempat tidur dan barang-barang. "Kami khawatir banjir terus meninggi dan berlangsung lama," kata Zuraida (50), warga Desa Tabatan Baru, Kuripan. Selain Tabatan Baru, Desa Rimbun Tulang juga dilanda banjir cukup parah. Beberapa warga mengungkapkan, akibat banjir yang sudah berlangsung sepekan persediaan bahan makan mulai menipis. Sejumlah warga juga mengeluhkan mulai munculnya penyakit gatal-gatal dan sakit perut. Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala melakukan pengobatan dari desa ke desa. Bupati Barito Kuala Edy Sukarma saat menyerahkan bantuan kepada korban banjir di Kuripan mengatakan, pihaknya meminta camat dan kepala desa untuk terus melaporkan perkembangan banjir di daerah tersebut. (SEM/FUL) Post Date : 05 Mei 2006 |