|
CALANG Belasan sekolah di Kecamatan Teunom, Aceh Jaya, terpaksa diliburkan akibat ruang belajar digenangi banjir menyusul meluapnya Krueng Teunom. Hingga Jumat (22/7), meski banjir sudah surut, aktifitas di sekolah itu belum bisa dilaksanakan karena ruang belajar masih berlumpur sehingga harus dibersihkan terlebih dulu. Dua kepala sekolah di Kecamatan Teunom, masing masing Drs Masril Yusdi Amin dan Herman AY kepada Serambi, Kamis (21/7) sore menyebutkan, belasan sekolah yang terpaksa diliburkan itu, antara lain SMAN 1 Teunom, SMPN 1 Teunom, dan SDN Padang Kleng. Ketiga sekolah yang bangunannya masih utuh meski sempat diterjang gelombang tsunami itu, berlokasi di Desa Padang Kleng, yang jaraknya dari Keude Teunom sekitar satu kilometer. Menurut Kepala SMAN Teunom dan SDN Padang Kleng itu, banjir yang merendam ketiga lembaga pendidikan itu mencapai ketinggian 0,50 1 meter. Kecuali mengenangi sejumlah sekolah, banjir itu juga merendam pemukiman penduduk, areal persawahan, tanaman palawija serta perkebunan di Desa Pulo Tinggi, Blang Baro, Rambong Payong, Padang Kleng, Gampong Baro, dan Pasi Tulak Bala. Tak ada warga yang mengungsi meski banjir sempat merendam rumah di sejumlah desa, kata Masril. Dikatakan, luapan Krueng Teunom yang sempat merendam komplek pendidikan di Desa Padang Kleng disebabkan jebolnya tanggul pengaman banjir di Desa Blang Baro, Rambong Payong, dan Pulo Tinggi, sehingga saat banjir air melimpah ke pemukiman penduduk. Banjir yang merendam komplek pendidikan di Desa Padang sudah menjadi bencana rutin setiap musim penghujan. Tapi, sampai sekarang belum tertanggulangi, katanya. Masril dan Herman mengakui, akibat sekolah yang mereka pimpin sering digenangi banjir, kondisi itu sangat mempengaruhi proses belajar dan mengajar (PBM). Karena, para siswa tidak mungkin dialihkan kegiatan belajar ke tempat lain lantaran sulitnya mendapat fasilitas umum yang bisa digunakan sebagai ruangan sementara. Kondisi benar benar menyedihkan dan perlu penanganan serius, katanya. Dilaporkan, banjir yang melanda Kecamatan Teunom itu juga merendam ruas jalan baru Teunom Meulaboh di kawasan Desa Lueng Gayo. Genangan air setinggi 0,30 meter itu tidak mengganggu hubungan darat antarkedua daerah itu meski badan jalan di kawasan tersebut sempat ditutup air sejauh 50 meter. Kecuali itu, luapan air hujan dan Krueng Teunom, juga menutupi ruas jalan desa dan kabupaten di sejumlah desa dalam Kecamatan Teunom. Namun, hingga Jumat kemarin, banjir yang melanda kecamatan penghasil minyak nilam dan kopra itu sudah mulai surut. Tapi, masyarakat setempat masih cemas karena kabut hitam diserta hujan masih menyilimbuti daerah itu.(zah) Post Date : 23 Juli 2005 |