|
Pasuruan, Kompas - Belasan rumah roboh dan hanyut terbawa air bah, beberapa jembatan rusak, dan ratusan rumah lainnya terendam banjir setinggi sekitar 1 meter, menyusul terjangan banjir di Kota Pasuruan dan Probolinggo, Jumat (9/3), malam. Jalan raya pantai utara Parusuan-Probolinggo pun hingga Sabtu (10/3) siang masih macet akibat banjir tersebut. Setidaknya, delapan rumah di Desa Mlaten Pesisir, Kecamatan Nguling Pasuruan, roboh dan hanyut terbawa air bah. Rumah di kampung nelayan tersebut memang berbatasan langsung dengan pantai utara Jawa. ”Kejadiannya sekitar pukul 20.00. Waktu itu tidak ada hujan dan tak ada tanda-tanda banjir. Tiba-tiba ada air deras datang dari arah selatan dan langsung masuk rumah hingga setinggi dada. Kami pun langsung lari menyelamatkan diri,” tutur Aminah (35), warga Desa Mlaten Pesisir, Kecamatan Nguling, Sabtu lalu. Setelah air mulai tenang, Aminah baru tahu bahwa setengah dari rumahnya jebol. Kamar, dapur, dan ruang keluarga hanyut tersapu air bah. Bangunan rumah Aminah terbuat dari batu bata. Sepeda dan sejumlah perabot seperti almari juga hilang terbawa banjir. Akibat kejadian ini, kerugian yang diderita Aminah mencapai Rp 20 juta. Tari (45), warga Desa Mlaten bahkan rumahnya hilang sama sekali karena hanyut terbawa banjir. ”Untungnya, barang-barangnya tidak banyak, hanya perabot dan kandang unggas.” Yudha Tri Widya Sasongko, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, mengatakan, hujan deras mengakibatkan Sungai Laweyan meluap. Luapan sungai telah merusak rumah nonpermanen dan kurang kuat di Desa Mlaten. (DIA) Post Date : 11 Maret 2012 |