MAGELANG - Banjir lahar dingin yang menerjang Kabupaten Magelang semakin meluas. Kali ini banjir tak hanya menerjang Desa Jumoyo, dan Sirahan Kecamatan Salam, namun meluas hingga Desa Plosogede, Kecamatan Ngluwar.
Bahkan, rumah warga Dusun Seloireng dan Gempol di Desa Jumoyo semakin banyak yang terendam. Dusun tersebut saat ini dikosongkan karena masuk zona merah banjir lahar dingin.
Kondisi terparah ada di Desa Sirahan, Kecamatan Salam. Sebanyak 10 dusun yang seminggu lalu terendam kini bertambah menjadi 12 dusun. Kondisi rumah-rumah di dusun itu juga makin memprihatinkan. Ketinggian pasir mencapai tiga meter dan mengubur sampai atap rumah. Batu-batu sebesar gajah terlihat menumpuk di sekitar rumah penduduk.
Menurut Kaur Kesra Desa Sirahan Muhaman Rokim, aliran lahar menjebol tanggul enam meter dan kemudian mengubur Dusun Salakan. Tanggul yang dibangun kontraktor PT Brantas Abipraya ini sebenarnya baru selesai dibangun untuk penahan arus lahar.
Lahar selanjutnya menggerus jalan raya Gulon-Ngluwar dan mengubur semua rumah yang ada di pinggir jalan. Ada 12 dusun di Desa Sirahan yang menjadi korban keganasan lahar yakni Dusun Salakan, Sirahan, Jetis, Glagah, Gebayan, Candi, Gemampang, Berokan, Ngemplak Lor, Trayem Bendo, Tempelan dan Purwosari.
Sebanyak tiga mobil milik relawan yang diparkir di jalan ikut hanyut. Mobil tersebut terseret lahar dan kemudian masuk ke aliran sungai bersama batu-batu besar. Ketiga mobil tersebut yakni Toyota Fortuner, Honda Civic dan Suzuki Carry.
Menurut Rokim, penumpang mobil tersebut sebelumnya ikut bekerja bakti membersihkan material di Dusun Sirahan. Saat ini, mobil belum ditemukan dan diduga ikut terseret aliran lahar ke hilir. “Penumpangnya berhasil menyelamatkan diri,” kata Ganis, saksi mata. Terkurung
Sejumlah dusun di Desa Sirahan kini terkurung lahar sehingga penduduknya terisolasi. Hal ini karena lahar tidak hanya melewati alur sungai namun juga jalan, perkampungan dan sawah. ”Mereka kemudian dievakuasi para relawan dengan menggunakan tambang,” kata Mihtahul Huda, warga setempat.
Proses evakuasi ini sempat menegangkan karena aliran lahar membesar. Tim SAR Kabupaten Magelang dan relawan Jogja Magelang Elektronik (JME) berhasil mengevakuasi Supri, warga Dusun Jetis, Desa Sirahan yang tertinggal di rumah. Pria sakit-sakitan itu hanya seorang diri karena keluarganya sudah lebih dulu mengungsi.
Wilayah yang tergenang banjir lahar kali ini meluas sampai ke sejumlah dusun di Kecamatan Ngluwar yakni Dusun Karang Sanggrahan, Gunung Gupit, Ganjuran, dan Druju Kidul. Ada puluhan rumah penduduk yang tergenang lahar sampai setinggi satu meter.
”Tadi saya bersama warga memantau lahar di atas. Ternyata begitu saya pulang rumah-rumah sudah terendam satu meter. Saya kemudian meminta Tim SAR untuk mengevakuasi warga,” kata perangkat Desa Plosogede Yunan Fanani.
Menurut Fanani di Dusun Karang Sanggrahan ada 15 rumah yang terendam. Warga yang ketakutan selanjutnya mengungsi ke masjid setempat. Aliran lahar masuk melalui Kali Bagus. Sungai ini sebenarnya hanya kali kecil karena hanya saluran irigasi dan bukan jalur lahar.
Namun karena lahar mengalami penyimpangan arus, maka alirannya melebar ke mana-mana mengikuti alur jalan, selokan dan sebagainya. Saat ini material terlihat menumpuk di semua bekas aliran lahar.
Sementara itu, jalan raya Magelang-Yogyakarta yang baru selesai dibersihkan dari timbunan material vulkanik, Minggu (23/1) dini hari kini kembali terendam. Wilayah yang terendam bahkan lebih luas lagi. Dari depan pom bensin di Dusun Prebutan Desa Gulon, jalan yang terendam sampai depan Pasar Desa Jumoyo.
Ketinggian pasir dan batu di atas jalan raya diperkirakan mencapai dua meter lebih. ”Ini jauh lebih besar dari timbunan kemarin. Mungkin sekitar 500 meter,” kata Kasat Lantas Polres Magelang AKP Widiyanto.
Menurut Widi, arus lalu lintas kembali dialihkan melalui jalur Kabupaten Kulonprogo atau Kabupaten Purworejo. Hal ini karena jalur alternatif lewat Kecamatan Ngluwar terputus di Dusun Gebayan. Di titik tersebut aliran lahar mengalir deras melewati badan jalan dengan panjang genangan sekitar 50 meter.
Dengan kondisi ini maka praktis lalu lintas Magelang-Yogyakarta untuk sementara terputus total. Jalur alternatif melewati Kecamatan Srumbung juga untuk ditutup. Hal ini karena jembatan Ngepos di Desa Ngablak mengalami keretakan.
Masyarakat tinggal memiliki akses melalui jembatan kecil di Dusun Sabrangkali, dan Dusun Karangrejo di Desa Blongkeng, Kecamatan Ngluwar. Namun jembatan tersebut hanya bisa digunakan untuk motor dan mobil kecil. (H66,pr-53)
Post Date : 24 Januari 2011
|