Belasan Balita Terserang Diare

Sumber:Koran Sindo - 10 November 2010
Kategori:Sanitasi

MAGELANG (SINDO) – Belasan bayi berusia di bawah lima tahun (balita) yang tinggal di pengungsian Dusun/Desa Mungkid,Kecamatan Mungkid, Magelang mulai terserang penyakit diare.

Kebanyakan penyakit itu terjadi karena lokasi barak pengungsian yang kurang steril atau bersih.Saat ini,mereka hanya mendapatkan perawatan kesehatan sementara dari posko kesehatan di pengungsian setempat. Penanggung jawab posko kesehatan pengungsian Dusun/Desa Mungkid, Bambang Sutopo mengatakan, di desa tersebut terdapat 15 titik pengungsian dengan jumlah pengungsi sebanyak 597 orang.

Sebanyak 34 di antaranya adalah anak balita, yang umumnya berasal dari warga Kecamatan Dukun.Kondisi para balita itu kini mulai terjangkit bermacam penyakit. “Sebagian ada yang masuk angin, namun ada juga inspeksi pernafasan dan diare. Utamanya bagi anak-anak adalah terserang penyakit pernfasan dan diare,” ujarnya kemarin. Pihaknya telah mendirikan posko kesehatan untuk merawatnya yang bertempat di samping Gereja Santo Petrus Kanisius.

Sejak dibuka sudah banyak pengungsi yang membawa balitanya untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan. Dokter dari RSCM Jakarta yang diperbantukan di posko kesehatan itu,dr Yudi menuturkan,dari hasil pemeriksaan,sebagian balita yang mengalami sakit diare itu diketahui lantaran lokasi pengungsiannya yang kurang steril.Tempat pengungsian yang kotor menjadikan sarang bibit penyakit yang menyebabkan diare. Disamping juga banyak debu yang berkeliaran dimana-mana.

“Idealnya para balita pengungsi ini mendapatkan perlakuan khusus.Yaitu misalnya didirikan posko khusus balita, tidak dibaurkan dengan pengungsi dewasa. Soalnya, di lokasi seperti ini sangat rentan penularan penyakit,” terangnya. Indri, 53,warga Dusun Kwilet Desa Ketunggeng,Kecamatan Dukun, menyatakan, cucunya yang berusia tiga bulan mengalami gangguan susah tidur saat malam hari dan sering pilek serta sesak nafas. Kondisi demikian sudah terjadi sejak tiga hari lalu.

Dia mengharapkan pemerintah menyediakan kasur untuk alas tidur cucunya di pengungsian, karena selama ini hanya istirahat beralaskan karpet. “Paling tidak untuk balita harusnya disediakan kasur,”katanya. Pengungsi lain, Yuli, 32, juga mengaku anaknya yang berusia 2,5 tahun sudah dua hari lalu menderita penyakit diare.Anaknya tersebut kini sudah diperiksakan di posko kesehatan pengungsian setempat.

Sementara Petugas Paramedis Posko Kesehatan di Tempat Pengungsian Akhir (TPA) Tanjung, Muntilan, Nila Permatasari menyebutkan, kebanyakan pengungsi yang periksa kesehatan di tempatnya, juga mengalami ganggunan saluran pernafasan dengan gejala sesak nafas. Tercatat sudah sebanyak 112 orang yang diperiksa selama sehari kemarin,sedangkan hari sebelumnya mencapai 200 orang.

“Selain saluran pernafasan kebanyakan menderita sakit mata, diare dan penyakit kulit yang merupakan penyakit bawaan sebelum mengungsi. Sebagian besar mereka sakit juga karena pengaruh psikis akibat kondisi Merapi yang terus saja bergejolak,”paparnya. (m abduh)



Post Date : 10 November 2010