Banda Aceh, Kompas - Pemerintah Kerajaan Belanda memberikan bantuan dana senilai 5 juta euro kepada Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam untuk membangun sistem jaringan air bersih di seluruh wilayah. Direncanakan, air minum yang akan disalurkan ke rumah-rumah warga merupakan air yang sudah siap diminum.
Meski demikian, Perusahaan Daerah Air Minum Regional NAD belum bisa memastikan tinggi rendahnya nilai jual harga air siap minum tersebut.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan oleh tiga perusahaan air minum asal Belanda dengan Pemerintah Provinsi NAD di Banda Aceh, Senin (19/1). Penandatanganan kerja sama itu disaksikan Wakil Menteri Transportasi dan Air Pemerintah Belanda Tineke Huizinga-Heringa dan Gubernur NAD Irwandi Yusuf.
Tiga perusahaan asal Belanda yang akan menjadi konsultan pengawas kerja sama tersebut adalah NV PWN Waterleidingbedrijf Noord-Hollad, NV DZH (Duinwaterbedrijf Zuid-Holland), dan WMD NV (Waterleidingmaatschappij Drenthe NV) bekerja sama dengan H2O Partners BV.
Sebanyak sembilan daerah yang akan membangun jaringan PDAM di Aceh di antaranya adalah Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Simeulue, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Timur, dan Kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh akan menjadi proyek percontohan pengolahan air minum dari air PDAM tersebut.
Tineke dalam sambutan tertulisnya menyatakan, sebelumnya, pemerintahannya sudah memberikan dana senilai lebih dari 17 juta euro untuk membantu perbaikan sarana air minum di seluruh wilayah Aceh. Dia menambahkan, perbaikan sarana air minum di seluruh wilayah Aceh merupakan bagian dari pencapaian seluruh tujuan pembangunan milenium.
Koordinator PDAM Regional NAD Azhari Ali mengatakan, pembangunan sarana dan jaringan air bersih yang selama ini dikerjakan belum mencapai seluruh pelanggan. (MHD)
Post Date : 20 Januari 2009
|