Belajar dari Kota Kitakyushu, dari "Gray City" ke "Green City"

Sumber:Kompas - 01 Agustus 2007
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Kitakyushu adalah kota perdagangan dan industri berkelas internasional yang saat ini berpenduduk hampir satu juta jiwa. Kota Kitakyushu terbentuk tahun 1963, gabungan dari kota-kota sekitarnya, yakni Moji, Kokura, Wakamatsu, Yahata, dan Tobata.

Tahun 1960-an, ketika Zona Industri Kitakyushu dibangun dan menjadi empat besar zona industri utama di Jepang, kota ini menghadapi persoalan serius dalam hal polusi. Saat itu Jepang mencapai kemajuan luar biasa di bidang ekonomi.

Namun, kemajuan itu harus "dibayar" mahal dengan kondisi lingkungan hidup di kota ini yang mengalami titik nadir. Bayangkan, kawasan Teluk Dokai menjadi kawasan penuh polusi. Langit gelap karena polusi udara. Perairan sekitar Teluk Dokai tercemar.

Menghadapi persoalan pencemaran lingkungan hidup yang teramat parah, masyarakat Kota Kitakyushu bersama pemerintah setempat dan sektor industri bergandengan tangan memperbaiki kerusakan lingkungan tersebut.

Kini lebih dari 100 spesies ikan dapat hidup kembali di perairan Teluk Dokai. Langit kota pun kini menjadi biru lagi. Kitakyushu berhasil mengembalikan keindahan laut dan langitnya.

Bagaimana caranya Kitakyushu membersihkan polusi di kota industri itu? Semua pihak serius mencari solusi atas problem ini. Tahun 1971, setelah Pemerintah Jepang membentuk Badan Lingkungan Hidup, Pemerintah Kota Kitakyushu membentuk Biro Pengawas Polusi Lingkungan.

Membuat peraturan daerah dengan sanksi lebih keras, upaya penting mencegah polusi berkelanjutan di Kitakyushu. Pemerintah setempat juga membuat gerakan "Green Kitakyushu Plan".

Upaya serius berbagai elemen masyarakat dan pemerintah ini membuahkan hasil memuaskan. Organization for Economic Co-operation and Development memperkenalkan perbaikan lingkungan Kitakyushu kepada masyarakat dunia, sebagai contoh sukses dari gray city menjadi green city. Kini, ribuan orang dari seluruh dunia belajar soal lingkungan di Kitakyushu, termasuk dari Indonesia.

Serius di segala lini

Keseriusan Kitakyushu ini terlihat pula dari pencanangan kota ini menjadi Kitakyushu Eco-Town Project sejak tahun 1997. Taman Riset dan Iptek yang mendalami riset lingkungan hidup dibentuk.

Kota ini juga memiliki industri ramah lingkungan, seperti Yaskawa Electric, industri robot terkemuka di dunia. "Semua bisnis Yaskawa memperoleh sertifikasi ISO 14001 pada tahun 2001," kata General Affairs Division Yaskawa Electric Corporation Takuya Suematsu kepada peserta Asian-Pacific City Summit yang mengunjungi industri itu, Selasa (31/7).

Wali Kota Kitakyushu Kenji Kitahashi mendorong sektor swasta mengembangkan industri daur ulang. Kitakyushu Akikan Recycle Station (KARS), yang mendaur ulang sampah kaleng minuman, botol plastik, dan gelas menjadi barang bermanfaat. "Bisnis KARS sejak tahun 2000 ini mengumpulkan barang bekas dan mendaur ulangnya," kata Direktur KARS Chikumoto Yuuki.

Pemerintah Jepang mendorong swasta membangun industri daur ulang dan memberi subsidi. EcoWood, misalnya, mendaur ulang semua bahan dari kayu dan kemudian menjadikannya kayu baru untuk bahan proyek properti di Jepang.

Yang juga menarik, pemerintah setempat membangun museum lingkungan hidup, di mana anak-anak prasekolah sampai mahasiswa belajar, memperoleh informasi, dan melakukan aktivitas terkait lingkungan di museum ini.

"Anak-anak harus diingatkan sejak awal, persoalan lingkungan ini adalah problem serius," kata Morofuzi Miyoko, kepala museum setempat. R Adhi Kusumaputra



Post Date : 01 Agustus 2007