Belajar Bersama Mengelola Sampah di Klajuran, Sidoarum

Sumber:Indopos - 03 Juli 2007
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Kuncinya, Pemisahan di Setiap Rumah Tangga Dusun Klajuran, Sidokarto, Sidoarum terletak di tepi jalan Godean. Masih banyak bangunan kuno di tempat itu. Tapi, lingkungannya tertata asri dan rapi. Itu semua berkat program pengelolaan sampah mandiri dan produktif.

Balai RK berukuran 7 x 16 meter itu tampak bersih. Di ujungnya, ada panggung untuk pementasan. Di bagian depan, ada joglo lawas yang menyatu dengan balai tersebut. Ada koran dinding di sisi selatan joglo.

Di tempat itulah, warga perumahan Gumuk Indah, Sidoarum mengawali ngangsu kawruh --atau dalam bahasa DPR-- studi banding pengelolaan sampah mandiri. Kepala Dusun Klajuran Suhardi, ketua RW Kasilan dan kader kebersihan Soni Palupi didampingi Widi aktivis dari Sanggar Padmaya membeberkan rahasia pengelolaan sampah di lingkungannya. Program ini masuk dalam program IHPP (Integrated Healthy Promotion Program).

"Kuncinya ada di ibu-ibu rumah tangga. Sejak dari awal, merekalah yang harus memisahkan jenis-jenis sampah rumah tangga. Yang organik dipisahkan dengan sampah kertas, sampah plastik atau sampah logam. Semangat dan komitmen ini yang harus ada," tegas Soni Palupi.

Suhardi menambahkan, setelah dipisahkan dari rumah, pihak dusun menyediakan tong-tong sampah di setiap dasawisma. Sedikitnya ada tiga tong sampah untuk menampung jenis sampah yang berbeda: kaca, plastik dan logam. "Sampah organik bisa kita kelola mandiri dengan menyediakan dua tempat atau tong," kisahnya.

Setiap satu tempat itu akan penuh selama tiga bulan. Ketika satu tong penuh, sampah dibuang ke tong kedua. Setelah tiga bulan itu, sampah di tong pertama sudah menjadi kompos. "Jika pemisahan benar-benar baik, artinya sampah organik tidak tercampur plastik, kompos itu bisa langsung digunakan. Tak perlu dipilah," tambah Suhardi.

Studi banding di Klajuran yang memiliki 130 keluarga -jumlah yang hampir sama dengan warga Gumuk Indah itu-tidak hanya dengan berdiskusi. Rombongan yang dipimpin Ketua RW 26 Sidoarum Arief Tugiman itu diajak berkeliling kampung. Melihat tong sampah yang dikelola kampung, lokasi pengepul dan tumpukan sampah sebelum ada program pengelolaan sampah mandiri.

"Ada empat belas titik di seluruh kampung. Lalu, ada petugas sampah yang menjadi pengepul dan mengambil sampah warga dalam waktu tertentu," terang Suhardi sambil menambahkan kendala awal adalah sulitnya sosialisasi dan menyadarkan warga.

Bahkan, sampai sekarang pun masih ada warga yang belum sadar untuk memisahkan jenis sampah. Sehingga, ketika kita lihat di tong masih ada plastik di sampah logam, atau plastik di sampah organik.

Tapi, tekad warga Klajuran sudah menyatu sampah tidak boleh menjadi masalah. Maka, kini mereka pun punya kader yang siap mengelola sampah berupa aluminium foil. Sampah yang biasa terdapat di bungkus minuman anak-anak ini akan dikelola menjadi kerajinan tangan atau tas.

Arief Tugiman menjelaskan warga Gumuk Indah sebagian sudah mengelola sampah secara mandiri. Bahkan salah satu RT telah menyediakan tong-tong sampah organik bagi warganya. Dengan studi banding dan ngangsu kawruh ini diharapkan semangat warga makin tinggi. "Kita menjadi yakin bahwa sampah bisa dikelola asal kita punya kemauan." ERWAN WIDYARTO



Post Date : 03 Juli 2007