|
JAKARTA: Pemkot Bekasi mereplikasi program pengolahan sampah organik yang sudah berlangsung di Pasar Bintara ke lima pasar lainnya dimulai dengan pelatihan yang diikuti 25 orang peserta. Kelima pasar lain itu adalah Pasar Baru Bekasi, Pasar Kranji Baru, Pasar Bantargebang, Pasar Jati Asih, dan Pasar Sumber Arta. Pengolahan sampah di Pasar Bintara sendiri dimulai sejak April 2008 dengan dua unit instalasi pengolahannya. Program konversi sampah pasar menjadi pupuk organik/kompos yang didukung Yayasan Danamon Peduli dan Institut Pertanian Bogor ini sejalan dengan Program 3K (Keindahan, Kebersihan, dan Ketertiban) yang digalakkan Pemkot Bekasi. Ketua Umum Yayasan Danamon Peduli Risa Bhinekawati menyatakan replikasi tersebut merupakan bagian dari program utama yang dijalankan institusinya, yaitu Pasarku Bersih Sehat Sejahtera, yang bertujuan merevitalisasi pasar tradisional. "Program ini selain meningkatkan kebersihan dan kesehatan di lingkungan pasar tradisional secara sistematis, juga membantu warga membangun ketahanan pangan berbasiskan pertanian organik," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Bisnis, kemarin. Setiap harinya, sebanyak 3 m3-8 m3 sampah akan masuk ke unit pengolahan kompos Pasar Bintara untuk diolah. Sampah yang diolah di unit instalasi pengolahan kompos Pasar Bintara bersumber dari Pasar Baru dan Pasar Sumberarta. Pelatihannya sendiri berlangsung selama 14 hari dengan mentor para tenaga ahli dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Institut Pertanian Bogor. Materinya meliputi cara pemisahan sampah, pengolahan hingga ke aspek manajemen pengelolaan sampah dan pemasarannya. Peserta merupakan calon pengelola unit pengolahan sampah di Bekasi. Diharapkan, pelatihan pengolahan pupuk organik tersebut akan meningkatkan kemampuan dan kapasitas pekerja dalam mengolah sampah menjadi pupuk organik yang berkualitas tinggi. Pemerintah Kota Bekasi mengajukan permintaan kepada Danamon Peduli untuk membangun fasilitas ini pada April 2008. M. Fatkhul Maskur Post Date : 24 Maret 2009 |