|
Bekasi, Kompas - Warga Bekasi, Jawa Barat, dikejutkan oleh datangnya banjir secara tiba-tiba hampir di sebagian besar kawasan perumahan, menyusul hujan deras yang mengguyur Bekasi sejak Sabtu malam hingga Minggu (6/3). Sementara itu, hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Sabtu malam hingga Minggu siang membuat Sungai Ciliwung meluap. Akibatnya, sekitar 2.300 warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam air antara 10 sentimeter (cm) hingga lebih dari dua meter. Hujan deras juga membuat tanggul di Pondok Gede Permai, Bekasi, jebol Sabtu malam sekitar pukul 21.00. Di Bekasi banjir yang terjadi pada dini hari itu masuk ke rumah-rumah warga. Akibatnya, warga yang tengah terlelap tidur panik dan beramai-ramai meninggalkan rumah untuk menuju ke jalan raya atau tempat yang lebih aman. Air yang menggenangi jalan- jalan dan rumah-rumah warga akhirnya berangsur-angsur surut pada siang hari. Menurut warga, kondisi banjir yang melanda banyak kawasan perumahan di Bekasi kali ini bisa dikatakan tergolong parah setelah banjir besar tahun 2002. Berdasarkan pemantauan, banjir yang cukup parah antara lain terjadi di Perumahan Vila Taman Kartini, Bekasi Timur. Air dengan ketinggian lebih kurang satu meter itu menggenangi sebagian Jalan Raya Kartini, bahkan ketinggian air lebih tinggi di dalam kawasan perumahan elite tersebut. Pemilik rumah yang sudah meninggikan bagian depan rumah mereka-sehingga letaknya lebih tinggi dari jalan- atau yang berlantai dua memilih tetap bertahan di rumah masing-masing. Namun, warga yang rumahnya terendam, karena ketinggian airnya mencapai pinggang orang dewasa, memilih mengungsi ke rumah saudara atau menginap di Hotel Bunga Karang yang tidak jauh dari perumahan tersebut. Datangnya banjir secara tiba- tiba itu juga mengejutkan pihak Rumah Sakit Islam Dokter Subki Abdul Kadir yang berlokasi di Jalan Raya Kartini. Dokter dan perawat di rumah sakit tersebut berupaya keras memindahkan pasien yang berada di lantai satu ke lantai dua akibat air yang terus meninggi. Jalan Raya Kartini pun kemudian dipadati puluhan mobil, yang sengaja diparkir warga Perumahan Vila Taman Kartini dan warga lain yang rumahnya terendam. Akibat luapan air Sungai Citarum Barat (Kali Malang), pusat perbelanjaan Bekasi Hipermal di kawasan pintu Tol Bekasi Barat juga terpaksa ditutup. Ratusan warga yang telanjur datang ke Bekasi Hipermarket tidak diizinkan masuk. Banjir juga melanda Perumahan Pondok Mitra Lestari, Perumahan Jaka Kencana, Perumahan Kemang Pratama, Perumahan Bumi Satria Kencana, Perumahan Vila Jatirasa, Perumahan Vila Nusa Indah, sebagian Perumnas I dan II, Perumahan Sinar Pondok Gede, Perumahan Pondok Gede Permai, dan sejumlah perumahan. Warga menduga banjir yang terjadi kali ini adalah akibat meluapnya Sungai Cikeas serta ditambah hujan deras cukup lama yang mengakibatkan kali dan sungai yang melintas di dalam kawasan perumahan tersebut meluap. Kampung Melayu Di Jakarta banjir melanda kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Diperkirakan pada Minggu tengah malam sampai Senin dini hari banjir akan kembali menggenangi kawasan Kampung Melayu dan sekitarnya. Sebab, data Posko Banjir Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta menyebutkan, tinggi muka air di Pintu Air Depok yang semula 230 cm pada pukul 17.00 turun menjadi 220 cm pada pukul 18.00. Artinya, dalam waktu sekitar enam jam air masuk Jakarta. Pusat Krisis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat, di Jakarta Selatan banjir terjadi di Kecamatan Pasar Minggu, Tebet, dan Pancoran. Genangan air terparah dengan tinggi lebih dari dua meter tampak di Pejaten Timur, Bukit Duri, Kebon Baru, dan Rawa Jati. Di Jakarta Timur genangan air dengan ketinggian lebih dari dua meter terjadi di Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara. Kawasan Kelurahan Bidara Cina dan Kelurahan Cawang tergenang air sekitar 1,5 meter. Tinggi genangan yang hampir sama juga terjadi di Kelurahan Cililitan dan Kelurahan Cipinang Melayu. Di Kampung Melayu, banjir bahkan sampai menutupi Jalan Jatinegara Barat hingga sedalam 40 cm. Akibatnya, arus kendaran dari Terminal Kampung Melayu tujuan Salemba, Jakarta Pusat, yang seharusnya melewati jalan itu dialihkan ke Jalan Jatinegara Timur. Alhasil, Jalan Jatinegara Timur yang biasanya satu arah sepanjang hari kemarin digunakan untuk dua arah. Meski demikian, hal itu tidak menimbulkan kemacetan yang berarti karena kemarin lalu lintas di kawasan Jatinegara tidak terlalu padat. Sambil menunggu surutnya genangan air, ratusan warga mengisi waktu dengan duduk- duduk atau berjalan-jalan di sekitar lokasi penampungan. "Sekitar pukul 13.00 kami mendapat nasi bungkus dan obat-obatan bagi yang sakit. Yang lainnya, seperti alas tidur, belum ada sama sekali," kata seorang pengungsi di Kompleks Sekolah Fatima di Jalan Jatinegara Barat, yang menurut catatan Pusat Krisis Pemprov DKI dihuni 520 pengungsi. Banjir kali ini juga membuat sejumlah warga Kampung Melayu memindahkan lokasi resepsi pernikahan. Hal tersebut antara lain dilakukan keluarga Madira, warga RT 10 RW 02 Kampung Pulo, Kampung Melayu. "Sebab, tinggi genangan sudah sekitar tiga meter," katanya menceritakan kondisi rumahnya yang batal dijadikan tempat pesta. Hingga pukul 14.00, banjir pun masih menggenangi rumah Nurhayati, warga, hingga setinggi 2,5 meter. "Kalau arus air masih kencang seperti sekarang, air akan lama surut," ucapnya. Longsor, tiga tewas Dari Bandung, Jawa Barat, dilaporkan, satu mobil minibus Elf tertimpa tanah longsor di Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung, Sabtu malam. Seorang sopir dan kernetnya, masing-masing Agus (23) dan Ade Amar (25), serta satu tukang ojek, Yayan (24), tewas seketika dalam kejadian tersebut. Agus adalah warga Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, dan Ade adalah warga Desa Bunijaya, Kecamatan Gununghalu. Sementara Yayan merupakan warga Desa Cibedug, Kecamatan Rongga. Ketiga korban tewas itu bermukim di Kabupaten Bandung. Jenazah Agus ditemukan hari Minggu pukul 09.00 dalam keadaan terendam di ruang kemudi. (*/eln/nwo/pin/bay) Post Date : 07 Maret 2005 |