|
KLATEN- Sungai Beji, Kamis (6/11) meluap. Akibatnya ratusan rumah di tiga desa di Kecamatan Pedan dan Kecamatan Cawas, terendam. Air juga merendam ratusan hektare lahan pertanian, sehingga tanaman padi terancam mati. Kerugian ditaksir ratusan juta rupiah. ’’Air mulai datang pada pagi hari, saat warga hendak keluar rumah,’’ ujar Painem, warga Desa Temuwangi, Kecamatan Pedan. Banjir dadakan itu menurutnya berasal dari Sungai Beji di sebelah utara desa. Air masuk ke kawasan permukiman di tiga RT dengan ketinggian 80 cm. Jalan Raya Pedan-Cawas terendam setinggi 50 cm, sehingga lalu lintas terganggu. Pada Rabu malam, hujan deras turun sekitar empat jam di Pedan dan sekitarnya. Hujan masih turun sampai dini hari, sehingga sungai meluap. Harto, warga Desa Beji mengatakan, lima tahun lalu Sungai Beji juga meluap dan merendam Desa Temuwangi. ’’Namun kala itu tidak separah ini. Sekarang lahan pertanian juga terendam,’’ jelasnya. Kades Temuwangi Marwan Tujiarto mengatakan, sediktinya 50 rumah warga dan satu SD tergenang air. ’’Pasar desa juga terendam,’’ ujar dia. Lahan pertanian seluas 48 hektare terancam gagal panen, bila air tak segera surut. Padahal, usia tanaman padi sudah tiga pekan. Di Dusun Tempel dan Mlese, Desa Mlese, selain jalan desa dan permukiman, air juga merendam SDN II Mlese di timur desa. Halaman sekolah itu digenangi air setinggi 80 cm. Meskipun demikian, air tidak masuk ke kelas dan pelajaran tetap berlangsung. Ancaman Longsor Sementara itu, warga Desa Burikan di Kecamatan Cawas mulai waswas terhadap kemungkinan longsornya bukit Gunung Putih di desa mereka. Meski bukit kapur di deretan Perbukitan Seribu itu masuk wilayah Kabupaten Gunung Kidul, DIY, jika longsor diperkirakan akan sampai ke desa mereka. Apalagi, awal tahun lalu batu di sisi paling timur longsor. Asmo Tinoyo, seorang warga, mengatakan warga desa saat ini waspada dan tidak mengungsi. ’’Hujan memang sudah deras dan setiap malam kami waspada,’’ ujar dia. Dia mengatakan bukit Gunung Putih bagian timur pada April lalu rontok. Batu yang longsor cukup banyak dan satu di antaranya sebesar bus. Untung, longsoran itu tertahan di hutan jati. Kepala Kantor Kesbanglinmas Pemkab Klaten Drs Eko Medi Sukasto mengatakan, warga diharapkan selalu meningkatkan kewaspadaan. ’’Batu Gunung Putih itu patahannya menjorok ke dalam, sehingga sebenarnya aman. Namun, tetaplah waspada,’’ imbaunya. (H34-58) Post Date : 07 November 2008 |