Bebas setelah penantian 10 tahun

Sumber:Bisnis Indonesia - 16 April 2009
Kategori:Air Minum

Setiap hari sejak 10 tahun silam, Mursiah, 41 tahun, warga Kelurahan Tugu Kecamatan Cilincing Jakarta Utara, membeli air bersih dari pedagang air keliling guna memenuhi kebutuhan harian keluarganya.

Harga air bersih yang dipatok pedagang keliling Rp2.000 per jeriken. Dalam sehari, Mursiah membeli minimal enam jeriken. Jadi, ibu tiga anak ini mengeluarkan paling sedikit Rp350.000 sebulan. Harga yang sangat mahal untuk ukurannya yang hanya bekerja di pabrik garmen.

Jaringan pipa air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum Jakarta (PAM Jaya) sebetulnya sudah ada di Kelurahan Tugu sejak 8 tahun lalu. Operator yang melayani pasokan air bersih ketika itu adalah PT Thames PAM Jaya, perusahaan asal Inggris.

Jaringan pipa itu juga melalui 12 kelurahan lain di tiga kecamatan yang saling berdekatan, yakni Tanjung Priok, Cilincing, dan Koja. Ini adalah tiga lokasi paling panas, kering, dan berdebu di DKI yang dikelilingi kawasan industri. Musik dangdut sangat populer di kawasan ini.

Akan tetapi, kucuran air PAM Jaya di tiga kecamatan itu sangat kecil dan bahkan sering kali mengalir hanya pada waktu-waktu tertentu. Malam hari saja atau siang hari saja. Akibatnya, warga terpaksa harus membeli air dari pedagang air keliling.

Mursiah bersama ketua RT-nya mengaku sudah pernah menyampaikan masalah itu kepada pihak kecamatan. Dia juga mengirim surat pembaca ke koran. Akan tetapi, tidak pernah ada tanggapan. Akhirnya, terpaksa beli air dari pedagang keliling.

"Tapi mulai sekarang, saya hanya akan mengeluarkan Rp50.000-an saja setiap bulan untuk membayar air bersih yang langsung mengalir dari keran di rumah. Selama 24 jam nonsetop lagi. Saya bisa berhemat dan menyekolahkan anak sampai sarjana," katanya.

Mungkin karena alasan itu pula, Mursiah bersama warga lainnya menyempatkan hadir dalam peresmian booster pump Tugu, di Cilincing, kemarin. Hadir dalam acara itu a.l. Gubenur DKI Fauzi Bowo dan Direktur PDAM Jaya Hariyadi Prijohutomo.

Membebaskan

Binar cerah dan sumringah memancar dari wajah-wajah warga yang hadir dalam peresmian pemakaian booster pump tersebut, yang sekaligus dijadikan sebagai perayaan ulang tahun pertama PT Aetra Air Jakarta (Aetra), yang menggantikan PT Thames PAM Jaya.

"Sudah capek kami menunggu selama 10 tahun, kapan kami-kami yang juga warga di Ibu Kota ini bisa dilayani air bersih dengan jaminan nonsetop 24 jam dengan kucuran yang besar," kata Arti, 40 tahun, warga lain yang hadir.

Warga memang punya alasan kuat untuk menyambut booster pump senilai Rp5 miliar itu. Kapasitas pemompaannya 1.000 liter per detik dengan pipa berdiameter 800 mm, setara kapasitas layanan air di Kota Pontianak Kalimantan Barat bagi 65.000 pelanggan.

Pengoperasian booster pump di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, itu dengan sendirinya telah membebaskan ratusan ribu warga dari tahun-tahun kesulitan dan tahun-tahun kejengkelan tentu saja hanya untuk mendapatkan air bersih.

Dirut Aetra Syahril Japarin mengatakan saat alat itu diuji coba Maret lalu, banyak warga di 12 kelurahan tersebut yang mengajukan permintaan sambungan pipa ke rumah mereka. Ada juga warga yang langsung mendatangi kantor Aetra.

Sambil berusaha memenuhi permintaan warga tersebut, sambung Syahril, Aetra sendiri terus melakukan perbaikan dan penggantian jaringan pipa yang kondisinya sudah rusak atau tidak sanggup menahan tekanan air yang makin besar, termasuk untuk mengganti keran.

Menurut dia, pembangunan booster pump itu sejalan dengan target Aetra menambah 15.000 pelanggan baru pada tahun ini, dari total pelanggan 380.000 per 2008. Di luar itu, juga untuk meningkatkan kubikasi produk air terjual di atas realisasi 2008 sebanyak 134 juta m3.

Bagi perusahaan, booster pump itu juga strategis karena dari total 380.000 pelanggan yang ada, terdapat 190.000 yang hanya mengonsumsi air di bawah 10 m3 per bulan, dan sekitar 800 pelanggan sisanya dari kelompok industri tidak memakai air alias 0 m3.

Pendapat Syahril terlihat relevan, karena secara keseluruhan, jumlah pelanggan air bersih di DKI masih sekitar 800.000-an. Dari tahun ke tahun, peningkatan hanya berkisar 5%, dan selalu berada di bawah target yang disepakati bersama PAM Jaya.

Namun, pada sisi yang lain, data itu sekaligus merefleksikan apa yang dilakukan Aetra belum cukup. Sangat belum cukup. Mungkin karena masalahnya terlalu besar, terlalu rumit, dan tidak sesederhana seperti iklan. "Sekarang pompa air so dekat," kata Mursiah sambil tertawa ringan. (Bastanul Siregar/nurudin abdullah)



Post Date : 16 April 2009