|
Bau-Bau, Kompas - Sebagian besar warga Kota Bau-Bau di Sulawesi Tenggara selama musim kemarau ini mengalami kesulitan air. Pelayanan air dari perusahaan daerah air minum (PDAM) setempat macet. Pelayanan dijadwalkan tiga hari sekali, tetapi kadang-kadang lebih lama dan pasokannya juga sangat minim. Beberapa warga di Kelurahan Wale, pusat perdagangan dan permukiman di Bau-Bau, Senin (29/8), menuturkan, dalam keadaan normal pemasokan air PDAM terjadi dua hari sekali. Tetapi selama musim kemarau ini dikurangi menjadi tiga hari, dan itu pun aliran airnya tersendat-sendat. Bak air yang terisi tidak sampai separuh. Itu juga yang harus dipakai selama beberapa hari. Pokoknya Bau-Bau ini sulit air, ujar Ninni (37), pengusaha rumah makan di Kelurahan Wale. Pemerintah Kota Bau-Bau tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi kesulitan warga tersebut. Sebab, PDAM Bau-Bau masih dikelola Pemerintah Kabupaten Buton. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bau-Bau Sudjiton mengatakan, PDAM tersebut merupakan bagian dari sebagian besar aset kabupaten induk yang belum diserahkan ke Pemkot Bau-Bau. Sudjiton mengakui debit air PDAM Bau-Bau sangat terbatas. Dari sekitar 25.000 rumah tangga hanya sekitar 7.500 yang tercatat sebagai pelanggan. Sebagian besar warga masih tergantung pada air sumur galian, sumur bor, dan sumber-sumber baku lainnya. Sambil menunggu penyerahan PDAM tersebut, Pemkot Bau-Bau juga telah membangun beberapa instalasi air bersih. Warga Pulau Makassar kini sudah menikmati air bersih yang dialirkan dari Desa Lowu-Lowu, masih Kota Bau-Bau, tutur Sudjiton. (yas) Post Date : 01 September 2005 |