SEMARANG - Dari 7.807 desa yang ada di Jawa Tengah, hanya 8 persen desa yang sudah bisa mendapatkan dan menikmati air bersih untuk keperluan hidup sehari-hari. Kepala Dinas Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah M. Tamzil menyatakan, desa yang belum bisa menikmati air bersih tersebut tersebar di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. "Rata-rata ada di wilayah yang kering," kata Tamzil kemarin. Wilayah tersebut misalnya Demak, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Sragen, Wonogiri, Banjarnegara.
Menurut Tamzil, karena air merupakan kebutuhan yang penting, pemerintah provinsi akan terus mengupayakan agar para warganya bisa menikmati air bersih. Kata dia, tahun ini setidaknya ada 1.650 desa yang akan mendapatkan dana bantuan untuk program pengadaan air bersih.
Desa tersebut akan mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 250 juta untuk membuat pengelolaan air yang akan diperuntukkan bagi warganya. Program ini dikelola bersama dengan swadaya masyarakat. "Masyarakat yang akan mencari sumber-sumber air sendiri," katanya.
Jawa Tengah akan memberikan bantuan dana untuk penyediaan air bersih secara bertahap dari tahun ke tahun. Tamzil juga menargetkan pada 2013 nanti setidaknya 50 persen desa di Jawa Tengah sudah harus terlayani dalam mendapatkan air bersih. Apalagi, setiap musim kemarau ada beberapa wilayah yang kekurangan air.
Sementara itu, Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Penanggulangan Bencana Alam (P3BA) Sleman telah mempersiapkan 375 tangki air untuk mengatasi kekeringan di wilayahnya. Jumlah tangki air yang disediakan itu menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 850 tangki air.
"Karena 2008 kita sediakan 850 tangki, tapi yang dipakai hanya 521 tangki," tutur Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Alam P3BA Sleman Singgih Sudibyo. Sejauh ini, kawasan Sleman yang rawan kekeringan adalah Kecamatan Prambanan dan Gamping. ROFIUDDIN | PITO AGUSTIN RUDIANA
Post Date : 14 Juli 2009
|