|
KUALAKAPUAS, BPOST - Usianya boleh baru seumur jagung, tapi perusahaan air minum dalam kemasan merek Danum milik PDAM Kapuas sudah diperhitungkan. Paling tidak, Pemkab Barito Selatan (Barito Selatan) mau jauh-jauh untuk belajar tentang produk tersebut. Dipimpin Sekda Barsel I Ketut Widi, Kamis (3/4), mereka berkunjung ke pabrik Danum di Desa Sei Asam, Kecamatan Kapuas Hilir. "Kami punya pangsa pasar di wilayah Daerah Aliran Barito. Kami pikir, kenapa tidak jika melakukan hal seperti yang saat ini dikembangkan Kapuas," ujar Widi menjawab BPost, kemarin. Seperti halnya Kapuas, kabupaten yang dikenal dengan semboyan Bumi Dahani Dahanai Tuntung Tulus itu, juga memiliki masalah penyediaan air bersih kepada masyarakatnya. Menurut Widi, saat ini kemapuan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Barsel hanya mampu memenuhi 80 persen kebutuhan masyarakat Buntok dan sekitarnya. Sedangkan di pedesaan, masih berkisar 40-60 persen. "Setiap tahun beberapa daerah di Barsel juga terkena banjir. Dalam kondisi seperti itu, PDAM tentu memiliki peran yang sangat penting dalam menyediakan sarana air bersih," timpalnya. Danum merupakan air minum kemasan produk minuman dalam kemasan milik Pemkab Kapuas. Dalam perkembangannya, perusahaan ini mengembangkan produk Danum Oxy yang operasional pabriknya diresmikan langsung oleh Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran atas nama Gubernur Kalteng pada 21 Januari 2008. Kapuas menjadi kabupaten kedua di Indonesia setelah Jembrana, Bali, yang mengolah air minum dengan sistem ozonisasi dari air laut, air asam, dan air payau menjadi air minum berstandar internasional. Mesin yang digunakan dibeli dari negara produsennya, Jepang, ini mampu memiliki kapasitas produksi 60 ribu liter per hari atau setara dengan 500 dos Danum Oxy. Meski mengaku tertarik dengan kemampuan Kabupaten Kapuas membangun pabrik air kemasan tersebut, Sekda Barsel mengaku sementara ini peningkatn kemampuan dan kualitas air bersih dari PDAM yang lebih mereka tekankan pada 2009 mendatang. (ami) Post Date : 04 April 2008 |