|
Marabahan, Kompas - Tujuh desa di Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala, Kalsel, terendam akibat meluapnya Sungai Barito. Sekitar 600 rumah terendam air setinggi 50 sentimeter hingga satu meter. Aktivitas sosial ekonomi kawasan berpenduduk sekitar 5.500 jiwa itu lumpuh akibat banjir tersebut. Empat sekolah dasar diliburkan karena terendam. Namun, warga memilih tinggal di rumah. Mereka bertahan dengan membuat panggung papan di dalam rumah untuk tempat tidur dan menaruh barang. Camat Kuripan, Suparman, di Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, kemarin mengungkapkan, 80 persen wilayah Kuripan dan Rimbu Tulang tergenang. Adapun Jambu dan Jambu Baru 60 persen daerahnya tergenang. Daerah lain, yaitu Desa Tabatan Baru, Tabatan, dan Jarinang jalan-jalannya tergenang air. Banjir ini sudah berlangsung 10 hari. "Banjir ini bisa bertahan lama karena air laut juga sedang pasang. Banjir ini bisa lebih parah kalau daerah Kabupaten Tabalong, Balangan, dan Hulu Sungai Utara juga banjir. Kami perkirakan bisa sebulan," katanya. Dia sudah melaporkan kondisi itu kepada Pemerintah Kabupaten Barito Kuala dan minta pasokan sembako. Sementara itu, dari Jayapura, Papua, dilaporkan sedikitnya 67 rumah di Kampung Dok 9 Kali rusak diterjang luapan Sungai Buaji, Selasa (2/5) malam. Talut sungai ambrol sejak awal 2006. Pada 23 Maret 2006, seorang anak, Novia Robaha (9), tewas tertimpa reruntuhan talut sepanjang 50 meter itu, namun hingga kini belum diperbaiki. Sungai meluap sekitar pukul 22.00 setelah hujan deras mulai sekitar pukul 21.00. Menurut seorang warga Kampung Dok 9 Kali, Kelurahan Imbi, Distrik Jayapura Utara, Ortisan, air masuk pukul 22.00. "Air yang menerjang rumah sangat deras. Lebih dari satu meter. Semua rumah warga kebanjiran lumpur," katanya. Dinding rumah warga jebol karena umumnya terbuat dari kayu atau tripleks. "Rumah saya masih penuh lumpur. Karena itu, saya mengungsi," ujar Yosina Auparai (32), seorang warga yang mengungsi di rumah Yosias Wadi. Meski pukul 24.00 hujan telah reda, air Sungai Buaji tetap meluber memasuki jalan kampung. Hujan deras itu juga menyebabkan longsornya bukit di jalan pintu masuk Kampung Dok 9. Namun, tidak ada rumah warga terkena longsoran. Juga tak ada korban jiwa. Dua warga dilarikan ke rumah sakit. Anak Issac Yenu dilarikan ke rumah sakit karena kelelahan, sementara kemarin Melianus Auparai dibawa ke rumah sakit karena pingsan. Warga menyesalkan kelambanan pemerintah memperbaiki talut. "Kami sekarang mewaspadai penyakit kulit dan diare," kata Kepala Puskesmas Imbi, Naomi N Howay. (FUL/ROW/CAS) Post Date : 04 Mei 2006 |