Banyak Tong Sampah Hilang

Sumber:Suara Merdeka - 21 Juli 2009
Kategori:Sampah Luar Jakarta

TEGAL- Kesadaran masyarakat Kota Tegal terhadap sampah dinilai masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat yang masih seenaknya membuang sampah di sembarang tempat, dan minimnya usaha untuk mengelola sampah.

Demikian disampaikan Kepala Bidang Pertamanan dan Pengelolaan Sampah, Dinas Pemukiman dan Tata Ruang Kota Tegal, Pramudiyono Arianto SIP. ’’Jangankan memilah sampah antara sampah organik dan anorganik, saat ini saja masih  banyak yang membuang sampah tidak pada tempatnya,’’ ujarnya.

Padahal dengan memilah sampah organik dan anorganik, menurut dia, akan memudahkan saat dilakukan pengelolaan sampah. Hal itu juga meringankan tenaga kebersihan, sehingga tidak perlu memilah-milah lagi.

Kesadaran yang rendah tehadap sampah ini juga terlihat dari hilangnya sejumlah tong sampah yang dipasang di sejumlah tempat, seperti di kawasan Alun-alun dan sepanjang jalan besar di Kota Tegal.

’’Sebanyak 600 tempat sampah yang terbuat dari seng dan plastk diketahui lenyap diambil orang tidak bertangung jawab. Ini jelas mengganggu upaya untuk mewujudkan kebersihan di Kota Tegal,’’ terangnya.
Terapkan 3 R Untuk mengelola sampah, menurut dia, masyarakat dapat melakukan usaha dengan menerapkan 3R, yaitu Reuse (menggunakan kembali), Reduce (mengurangi), Recycle (daur ulang). Sistem 3R adalah sistem yang dilakukan dengan cara memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang, sampah dari tanaman untuk dijadikan pupuk kompos, dan sampah yang tak bisa lagi dimanfaatkan sehingga harus masuk ke TPA.

’’Produksi sampah dapat dikurangi dengan mengurangi sampah (reduce) dan menggunakan kembali wadah-wadah (reuse). Sedangkan daur ulang (recycle) dapat dilakukan dengan membuat kompos dari sampah organik, atau memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang berguna,’’ sebutnya.

Usaha melakukan daur ulang sampah sudah dilakukan beberapa ibu rumah tangga yang tergabung dalam Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di sejumlah kelurahan.

Mereka memanfaatkan limbah plastik yang biasa digunakan untuk mengemas sabun cuci dan pewangi pakaian, menjadi barang yang bernilai jual tinggi. Dengan sedikit kreasi, limbah plastik ini dapat dijadikan tas,  dompet, dan tempat tissu yang menarik yang laku di pasaran. (H45-15)



Post Date : 21 Juli 2009