|
JAKARTA-- Warga RW 03 Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, mengeluh karena minimnya bantuan. Mereka juga protes distribusi beras dan mi yang tidak merata sejak banjir melanda kawasan tersebut, Rabu (19/1) lalu. "Warga yang protes terutama yang rumahnya berada dekat dengan bibir Kali Ciliwung," ujar seorang warga berinisial HM, kemarin (25/1). Beberapa warga lainnya menuturkan hal senada. Menurut pengakuan mereka, jumlah bantuan yang diberikan untuk tiap-tiap RT tidak sesuai dengan jumlah warga yang ada. "Masak untuk satu RT hanya kebagian mi instan 4 bungkus, beras 3 liter, air minum kemasan gelas satu kardus, sabun mandi 2 kardus, dan biskuit 8 bungkus," ujar warga RT 011/03 yang baru ditugaskan untuk mengambil bantuan dari posko banjir sekolah Santa Maria. HM menambahkan bantuan seperti karbol, supersol, dan cairan pembersih lantai rumah lainnya belum satu pun diterima warga yang tinggal di pinggir Kali Ciliwung. "Padahal yang saya tahu sejak pekan kemarin, ada artis yang menyumbang karbol dan supersol satu truk. Tapi kemana perginya bantuan tersebut," keluhnya. Warga, lanjutnya, terpaksa membersihkan lantai rumah dengan air kali dan air pompa ala kadarnya. HM mengatakan sebagian besar warga yang berada di RW 03 masih belum bisa menempati rumah mereka kembali sepenuhnya. "Air masih mengenangi sebagian jalan masuk ke sini. Sewaktu-waktu bisa saja masuk ke dalam rumah kembali," ungkapnya. Namun warga mengakui bantuan berupa makanan masak, sudah didistribusikan secara merata ke tiap rumah. "Tapi kan nggak selamanya dapur umum didirikan. Jika sudah tidak ada dapur umum lagi kami mau makan dari mana lagi, sudah seminggu ini kami tidak dapat bekerja," ujarnya. Sebagian besar warga yang baru kemarin pagi bisa balik ke rumahnya, menghimbau pihak yang ingin menyampaikan bantuan agar menyerahkan langsung. "Percuma jika bantuan di serahkan kepada pihak kelurahan ataupun RW, tidak akan sampai,'' ujarnya. Menanggapi keluhan warga, Wakil Lurah Kampung Melayu, Agus Heryawan, menjelaskan pihaknya langsung mendistribusikan setiap bantuan yang datang ke posko sekolah Santa Maria dan posko Kantor Kelurahan Kampung Melayu, melalui ketua RW setempat. "Mungkin karena jumlah warga yang dilanda banjir di sini sangat banyak, sekitar 23.000 jiwa" tuturnya. Soal karbol dan supersol, diakui Agus, karena pihaknya menilai saat ini bukan waktu yang tepat untuk membersihkan rumah dengan menggunakan karbol. "Karena curah hujan tidak menentu dan banjir dapat kembali sewaktu-waktu. Sayang jika karbol sudah dipakai, sedangkan banjir kembali datang," jelasnya. Karbol dan supersol akan segera dibagikan pasca banjir. Untuk bantuan beras dan mi instan, kata Agus, persediannya sudah habis. "Yang jelas semua bantuan sudah kita berikan ke warga melalui RW masing-masing," tuturnya. "Jadi tidak benar anggapan bahwa bantuan tidak sampai ke warga," tegasnya. Agus menjelaskan untuk penanganan banjir tahun ini pihak Kelurahan Kampung Melayu memang melarang partai politik maupun LSM untuk ikut mendirikan posko bantuan. "Jika mereka mau kasih bantuan langsung saja diserahkan ke piohak kelurahan," paparnya. (c25) Post Date : 26 Januari 2005 |