Banyumas, Kompas - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengucurkan dana sampai Rp 90 miliar untuk menanggulangi kekeringan di 360 desa di Jawa Tengah. Dana itu untuk pembangunan sumur dan tempat penampungan air.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Jarot Nugroho di sela-sela rapat pembentukan BPBD Banyumas di Banyumas, Kamis (8/4). "Pembangunan sumur dan penampungan air ini untuk memenuhi kebutuhan air di desa-desa yang selalu kekeringan pada musim kemarau," jelas Jarot.
Jarot mengatakan, 360 desa itu tersebar di 22 kabupaten/kota dari 35 kabupaten/kota di Jateng yang rawan terhadap bencana kekeringan saat musim kemarau, seperti Pati, Blora, Kudus, Tegal, Pekalongan, Wonogiri, Kebumen, dan Banyumas. Masing-masing desa itu dibantu Rp 250 juta. Tahun lalu, dana bantuan serupa juga telah dikucurkan untuk 450 desa. Dana itu seluruhnya merupakan dana bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Pemprov Jateng juga masih memiliki dana tanggap darurat sebesar Rp 29 miliar untuk menghadapi bencana kekeringan. Dana itu telah terpakai sebesar Rp 1 miliar untuk penanganan bencana di sejumlah daerah selama musim hujan lalu, seperti bencana banjir dan longsor di Kabupaten Tegal, Purwodadi, dan Boyolali.
Menurut Jarot, persiapan penanggulangan bencana kekeringan mulai dilaksanakan saat ini karena diperkirakan musim kemarau di sejumlah daerah akan berlangsung pertengahan April.
Sementara wilayah Cilacap dan Banyumas, menurut pengamat cuaca Stasiun Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Cilacap, Teguh Wardoyo, diperkirakan baru akan memasuki kemarau pada dasarian ketiga bulan Mei, yakni setelah tanggal 20. Diperkirakan curah hujan selama musim kemarau ini di bawah normal atau peluang turun hujan sangat sedikit dibandingkan kemarau sebelumnya.
"Jadi memang baik daerah Cilacap maupun Banyumas harus sudah menyiapkan cadangan air untuk menghadapi kemarau nanti," jelas Teguh. (MDN)
Post Date : 09 April 2010
|
