|
Mempawah, Kompas - Banjir di Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Pontianak, Kalbar, sudah berlangsung sepekan, tetapi bantuan bahan makanan bagi korban banjir masih minim. Bahkan warga yang tak mengungsi belum mendapat bantuan. Padahal ketinggian genangan air masih berkisar 0,5-1,5 meter. Alvian (34), salah seorang korban banjir yang masih bertahan di rumahnya, Kamis (8/11), menyatakan, sampai saat ini belum mendapat bantuan makanan. Padahal persediaan bahan makanan di rumahnya mulai menipis. Sementara padi dan ubi yang ditanamnya untuk menopang kebutuhan tidak mungkin dipanen karena diterjang banjir. Hal serupa dialami sekitar 100 keluarga lain yang masih bertahan di rumah mereka. Berdasarkan data di lapangan, bantuan yang diperoleh korban banjir di pengungsian juga minim. Tiap keluarga hanya mendapat pembagian beras sebanyak tiga kilogram. Kepala Desa Pasir M Sood, Kamis kemarin, mengatakan, Bupati Pontianak Agus Salim hari Rabu lalu sempat memberikan bantuan bahan makanan secara langsung ke korban banjir di pengungsian. Saat ini, air masih menggenangi enam sekolah di Desa Pasir. Ratusan siswa di sekolah itu masih diliburkan. Banjir tahunan yang melanda Desa Pasir nyaris dianggap biasa oleh masyarakat dan aparat pemerintah daerah setempat. Sejak awal terjadi banjir pada Jumat lalu, warga berinisiatif mengungsi sendiri ke penampungan yang disediakan dinas sosial sejak tahun 2005 untuk mengantisipasi banjir tahunan. "Aparat desa sudah melaporkan setiap perkembangan (banjir) ke dinas di kabupaten, tetapi sampai saat ini belum ada tim (satuan koordinasi dan pelaksana penanggulangan bencana) yang diterjunkan ke lokasi," kata Sood. Banjir di Desa Pasir ditengarai turut dipicu maraknya perambahan hutan di bagian hulu Sungai Mempawah. Tak kurang dari 200 warga di sana menggantungkan hidupnya dari menebang kayu log dan pohon muda sejak puluhan tahun lalu. Meski sudah dilarang dan kayu disita polisi, masyarakat tetap bekerja di penebangan liar karena tidak ada pilihan kerja lain. Hindari tebing Menyusul bencana banjir dan longsor, Bupati Kebumen Rustriningsih, seusai meninjau lokasi longsor di Desa Pasir dan Banjarharjo, meminta warga yang berada di tebing-tebing rawan longsor wilayah Kecamatan Ayah, Kebumen, Jawa Tengah, mengungsi ke tempat yang aman. "Sejauh ini tidak ada korban jiwa. Kerugian material sedang diinventarisasi. Besok (hari ini) kami rapatkan penghitungan kerugian dan antisipasinya," kata Rustriningsih yang dihubungi dari Semarang, Kamis kemarin. Sebanyak enam rumah di Kecamatan Ayah, Rabu sekitar pukul 01.30, tertimbun tanah longsor dari perbukitan Ayah sehingga rata dengan tanah. Tanah longsor juga mengakibatkan lebih dari 100 rumah rusak ringan di tujuh desa di Kecamatan Ayah, yaitu Desa Pasir, Banjarharjo, Jintung, Srati, Karangduwur, Argopeni, dan Kalipoh. Memasuki musim hujan ini, Kantor Kesejahteraan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Magelang mulai mendata titik-titik rawan longsor di 17 kecamatan. "Data itu akan kami cocokkan dengan temuan dari pemerintah masing-masing desa dan kecamatan," ujar Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat Kantor Kesejahteraan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Magelang Heri Prawoto, Kamis kemarin. (WHY/EGI/BUR) Post Date : 09 November 2007 |