Bantuan Itu Anugerah

Sumber:Kompas - 18 Mei 2010
Kategori:Air Minum

Berkunjung saja sudah syukur. Jika disertai bantuan yang dapat meringankan kesulitan masyarakat, itu merupakan anugerah….”

Demikian antara lain potongan kalimat Bupati Kupang Ayub Titu Eki dalam percakapan dengan Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bagun di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (15/5).

Rikard Bagun didampingi tim Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) serta Frans Skera, Gaspar P Ehok, dan jajarannya dari Yayasan Bhakti Flobamora. Tujuannya adalah menjajaki bantuan mengatasi kesulitan air bersih di Desa Kuanheum di Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, sekitar 50 km sebelah timur Kota Kupang.

Perjalanan tim Kompas dari Taitnama hingga Sungai Kuanheum sekitar 2 km, didampingi puluhan warga setempat. Mereka tidak hanya kaum lelaki, tetapi juga sejumlah mama tua dan anak anak. Sebagian dari para lelaki dewasa bertugas mendorong atau menarik mobil yang terjebak dalam lumpur atau tidak mampu menerobos tanjakan.

”Ini semua merupakan ekspresi harapan akan hadirnya air bersih hingga Kuanheum. Mereka memang berharap pada saatnya terbebas dari krisis air bersih yang diderita sejak turun-temurun,” kata Camat Amabi Agustinus Bako.

Selama musim kemarau, warga harus mengambil air di Legong Bonem atau Legong Oefaturonis, masing-masing berjarak sekitar 2 km dari desa. Di puncak musim kemarau, kedua sumber air itu kering hingga warga harus ke Sungai Kuanheum yang berjarak sekitar 3 km dari desa.

Sebaliknya, selama musim hujan, warga membangun wadah plastik di sekitar rumah untuk menampung air hujan melalui atap. Warga juga memasang drum penampung air di bagian sudut lain rumah. ”Air tampungan itu dimanfaatkan untuk mandi, cuci, minum, dan memasak di rumah,” kata Bako.

Berkali-kali kandas

Desa Kuanheum seakan terabaikan. Selain lekat dengan krisis air bersih, wilayah desa yang kini berpenduduk 1.222 jiwa dari 267 keluarga itu masih masuk kategori terisolasi. Lapisan aspal jaringan jalan di desa hancur dan berlubang. Bahkan, sebagian jalan masih berupa rintisan awal, berlapiskan pasir dan batu kapur.

Keterangan Kepala Desa Kuanheum Nabu N Anin, tahun 1990-an sejumlah petugas dari Dinas Pekerjaan Umum NTT melakukan survei pembangunan embung di hulu Kampung Taitnama. Namun, proyek itu tidak berlanjut.

Tahun 1997, program pengembangan kecamatan telah mengalokasikan dana Rp 147 juta untuk proyek air minum. Ratusan batang pipa juga diturunkan hingga perkampungan. Namun, proyek itu juga tak sempat rampung sehingga harapan masyarakat lagi-lagi kandas.

Bupati Titu Eki menyatakan siap membantu sepenuhnya jika DKK bersedia membantu mengatasi kesulitan air bersih di Kuanheum, seperti membuka jaringan jalan baru dan daya listrik PLN. (Frans Sarong)



Post Date : 18 Mei 2010