Bantuan Air Tak Selesaikan Problem Kekeringan

Sumber:Suara Merdeka - 20 Oktober 2011
Kategori:Air Minum
WONOGIRI Kesulitan air di musim kemarau selalu menjadi problem tahunan bagi Kabupaten Wonogiri, terutama bagian selatan. Pasalnya, wilayah itu miskin pemilikan sumber air. Kebutuhan air untuk pemenuhan hidup sehari-hari tergantung pada tandon air hujan di bak penampungan dan telaga.
 
Musim kemarau tanpa ada hujan kiriman menjadikan bak dan telaga tandon air hujan itu pada mengering. Di Wonogiri selatan, setidak-tidaknya memiliki potensi tandon air 77 telaga. Camat Giritontro Kuswandi SIP MM mengatakan sebanyak 18 telaga tandon air alami di Giritontro telah kerontang. Ini menyebabkan 5 desa di Kecamatan Giritontro kekeringan.
 
Camat Pracimantoro Drs Bhawarto MM menyatakan jumlah warga yang kekeringan di Kecamatan Pracimantoro ada sebanyak 6.768 KK (27.441 jiwa). Kata Bhawarto, kekeringan tidak hanya menimbulkan kesulitan air bagi manusia saja, tapi sebanyak 34.110 ekor sapi piaraan penduduk pun juga menderita karena kekurangan air.
 
Melihat peta kekeringan yang meluas dan daya beli masyarakat belakangan melemah, Ketua DPRD Wonogiri Wawan Setya Nugraha SSos, memprakarsai pengumpulan dana sukarela dari para hadirin yang mendatangi rapat paripurna DPRD. Dari umbruk spontan ini, terkumpul dana Rp 5 juta lebih, yang langsung dibantukan untuk pembelian air bagi warga kurang mampu. ''Tapi umbruk ini hanyalah sebagai bentuk kepedulian spontan. Kami berharap, penanganan bencana tahunan kekeringan di Wonogiri selatan ini, dapat ditangani secara komprehensif, terprogram dan tertuntaskan,'' tegas Wawan.

Mobil Tangki
 
Penanganan kekeringan di Wonogiri selatan, tegas Wawan tidaklah cukup hanya dengan memberikan bantuan air memakai mobil tangki. ''Kami menyadari betul, kendalanya adalah keterbatasan dana. Untuk ini, Bupati harus berani melangkah mencari terobosan ke pemerintah provinsi dan pusat guna mencari bantuan,'' tegas Wawan.
 
''Bila perlu mencari pula bantuan ke lembaga donor luar negeri yang punya kepedulian, agar kasus kekeringan tahunan di Wonogiri kelak dapat dituntaskan,'' tegas Wakil Ketua DPRD Drs Hamid Noor Yasin MM.
 
Bupati Wonogiri Danar Rahmanto menyatakan pemberian bantuan air memakai mobil tangki, memang bukan solusi terbaik. ''Ini lebih bersifat sebagai penanganan darurat. Ke depan, harus diprogramkan penanganan kekeringan Wonogiri selatan ini secara fokus dan permanen, supaya masalah klasik tahunan ini kelak dapat tertuntaskan,'' kata Bupati.
 
Caranya, dengan mengeksploitasi potensi sumber air yang ada di Wonogiri selatan. Berbicara soal potensi sumber air, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor, Prof Dr Ir Eko Baroto Waluyo yang putra daerah Wonogiri, mengatakan, dari LIPI pernah melakukan inventarisasi, penelitian dan pemetaan potensi sumber air Wonogiri selatan. ''Hasilnya, telah kami serahkan ke Pemkab. Kiranya itu dapat membantu sebagai solusi manakala nanti dilakukan eksploitasi pada potensi sumber air setempat,'' kata Prof Eko.
 
Kepala Dinas Pengairan Energi Sumber Daya Mineral (PESDM) Wonogiri Ir Arso Utoro MM, mengatakan, upaya mengeksploitasi potensi sumber air di Wonogiri selatan, telah dilakukan. Tim teknis dari Dinas ESDM Provinsi Jateng yang berulangkali melakukan eksplorasi sungai dalam tanah di Luweng Pace Kecamatan Giritontro, belum dapat berhasil. (P27-50)


Post Date : 20 Oktober 2011