|
SUKOHARJO - Mengantisipasi dampak musim kemarau, Pemkab Sukoharjo menyiapkan pengedropan air bersih bagi warga, bahkan pengedropan itu mendapat bantuan APBN Rp 480 juta. ''Kami sudah siap mengantisipasi kekurangan air bersih musim kemarau tahun ini,'' kata Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat (KPM), Sudaryanto didampingi Kakan Humas Informasi dan Komunikasi (HIK) Sudjoko, kemarin. Dijelaskan, kekurangan air bersih sudah menjadi langganan masyarakat di sejumlah wilayah, antara lain Desa Kamal dan Kudu (Kecamatan Bulu), Ngreco (Weru), Paluhamba (Bendosari), Combongan (Sukoharjo) dan Desa Banaran (Grogol). Pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan PDAM setempat, untuk mendukung kelancaran bantuan air. Selain bantuan air bersih, lanjut dia, pihaknya juga berupaya membangun jaringan air bersih. Usaha tersebut dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber air yang ada di tempat itu. Ketua LSM Jempol, Wahyu Soni meminta Pemkab tidak bersikap pasif. Dijelaskan, persoalan kekurangan air bersih di sejumlah wilayah di Sukoharjo rutin terjadi setiap tahun. Penyelesaian masalah itu tidak bisa hanya dilakukan dengan pemberian bantuan saja. Pemberian bantuan hanya bersifat sementara, untuk mengurangi penderitaan warga. Pemkab, kata dia, harus bersikap proaktif dengan menyusun program jangka panjang. Menurutnya, beberapa desa di Kecamatan Bulu dan Weru sebenarnya terdapat sumber air bawah tanah yang melimpah. Asal ada kemauan, bisa dibuat sumur dalam untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. ''Beberapa sumur dalam yang telah ada sebenarnya bisa dimaksimalkan, tinggal mengebor lagi beberapa meter untuk mencapai kedalaman air di dalam tanah.'' (G10-51d) Post Date : 20 Juni 2005 |