Bantuan Air Bersih Belum Disalurkan

Sumber:Suara Merdeka - 09 November 2007
Kategori:Air Minum
TEGAL - Meski sejumlah wilayah kelurahan di Kota Tegal kesulitan air bersih, tetapi alokasi bantuan air bersih hingga kini belum disalurkan pemkot. Hal itu terjadi karena sampai saat ini belum ada permintaan bantuan secara resmi dari pihak kelurahan. Akibatnya, pemkot kesulitan untuk mengetahui wilayah mana saja yang membutuhkan.

"Dari pemberitaan media memang ada sejumlah wilayah kami yang kesulitan air, tetapi hingga kini kami belum menerima surat resmi permintaan bantuan air bersih dari kelurahan. Karena itu, kami belum menyalurkannya. Kalau ada permintaan, pasti kami respons," ungkap Kepala Kantor Kesbanglinmas Pemkot Tegal, Sugeng Suwaryo, kemarin.

Dia mengungkapkan, untuk mengatasi kesulitan air bersih tersebut, pihaknya menerima alokasi bantuan dari Barkolin III Purwokerto sebanyak 130 tangki. Jumlah tersebut dibagi keempat wilayah kecamatan sesuai dengan daerah rawan kekeringan yang ada.

Di Kecamatan Tegal Barat misalnya, telah disiapkan alokasi bantuan sebanyak 53 tangki bagi empat kelurahan yang rawan kesulitan air bersih. Di Kecamatan Tegal Timur dialokasikan 44 tangki untuk dua kelurahan rawan, Kecamatan Tegal Selatan delapan tangki untuk satu kelurahan, dan Kecamatan Margadana 19 tangki bagi dua kelurahan rawan.

Surat Permintaan

Sugeng menjelaskan, setiap musim kemarau sebanyak 8.918 KK di wilayahnya rawan kekurangan air bersih. Daerah rawan tersebut mayoritas berada di wilayah pantai. Di ataranya, Kelurahan Mintaragen, Panggung dan Tegalsari dan Muarareja.

"Prosedur bantuan, kelurahan mengajukan surat permintaan. Namun, hingga hujan mulai turun permintaan belum ada. Dan, persoalan ini sudah tidak menjadi masalah karena sumur warga mulai terisi," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, meski hujan sudah turun beberapa kali, tetapi warga di Kelurahan Kalinyamat Kulon, Kecamatan Margadana dan warga Perumahan Pondok Martoloyo, Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur masih kesulitan mendapatkan air bersih.

Itu terjadi karena air sumur keruh dan air PDAM tidak mengalir. Untuk kebutuhan sehari-hari, sebagian warga terpaksa harus membeli Rp 1.000 - Rp 1.500 per jerigen atau sekitar 20 liter.(H38-17)



Post Date : 09 November 2007