Bantu Pendidikan, Air Bersih, Sanitasi dan Usaha Produktif

Sumber:Pontianak Post - 25 November 2005
Kategori:Air Minum
Pontianak,- Kedutaan Besar Inggris di Indonesia memberikan dana hibah skala kecil untuk membantu masyarakat pedalaman bidang penyediaan air bersih dan sanitasi. Dana hibah ini diberikan kepada lembaga yang konsen terhadap pemberdayaan masyarakat. Jumlahnya sekitar Rp160 juta untuk jangka waktu satu tahun kerja.

Small Grand Officer British Embassy, Andika Wirawan mengatakan dana hibah itu untuk mengembangkan masyarakat dalam skala kecil. Ada empat fokus yang dibiayai, yakni pendidikan, penyediaan air bersih dan sanitasi, juga usaha ekonomi produktif. "Kami lebih prioritaskan daerah-daerah terisolir, jauh dari akses publik," katanya kepada Pontianak Post, kemarin.

Saat ini, kata Andika, sekitar 17 program sedang berjalan di Indonesia, yang tersebar di beberapa provinsi. Lebih diutamakan kawasan timur Indonesia, namun juga memberikan peluang kepada daerah-daerah bagian barat republik ini. "Kita masih membuka peluang untuk kerjasama dengan lembaga-lembaga yang konsen dalam pemberdayaan masyarakat di Kalimantan. Kita tetap menerima proposal dari lembaga-lembaga itu," ujarnya.

Andika mengaku sulit menetapkan prosentase keberhasilan program-program yang telah berlangsung selama satu tahun di beberapa daerah. Hal terpenting, kata Andika, terbentuknya kesadaran masyarakat untuk secara swadaya mengembangkan daerahnya, sehingga terbuka dari akses publik. "Program ini harus terus berlanjut. Bisa dalam bentuk replikasi dari program sebelumnya atau mengusulkan program baru," ungkapnya.

Project Coordinator Yayasan Swadaya Dian Khatulistiwa (YSDK) Aris Bahariyono mengungkapkan persoalan dasar masyarakat di daerah pedalaman adalah sulitnya memperoleh air yang benar-benar layak konsumsi dan sanitasi. "Mereka punya sumber daya air yang melimpah, tetapi tidak menjamin mereka mengkonsumsi air yang benar-benar bersih," katanya.

Aris yang menggarap dana hibah Kedubes Inggris di Beduai Sanggau Kalbar itu yakin program-program berbasis masyarakat bisa membuka isolasi daerah-daerah pedalaman. "Paling tidak, sekitar 80 persen masyarakat pedalaman harus mengkonsumsi air bersih dan sanitasi yang layak," jelas Aris.

(*)

Post Date : 25 November 2005