Bank Sampah, Konsep Mengurangi Volume Sampah...

Sumber:Pikiran Rakyat - 16 November 2009
Kategori:Sampah Luar Jakarta

SIAPA bilang sampah tidak memiliki nilai tambah? Ternyata beberapa jenis sampah mampu menghasilkan sejumlah uang yang tidak sedikit. Sebut saja gelas plastik yang sering dijumpai tatkala suatu kegiatan usai ternyata memiliki harga jual Rp 4.500,00 per kilogram. Begitu pula dengan beberapa jenis sampah lainnya.

Sampah merupakan masalah yang akrab bagi warga Kota Bandung. Bukan hanya jumlahnya yang besar, warga pun masih mengingat bagaimana kondisi kotanya pada 2005, ketika hampir di seluruh sudut kota dipadati sampah yang menumpuk. Selain itu, sampah pula yang diklaim menjadi penyebab tak terselesaikannya banjir cileuncang di Kota Bandung.

Direktur PD Kebersihan Kota Bandung Cece Iskandar mengatakan, dengan jumlah penduduk Kota Bandung sekitar 2,5 juta jiwa, produksi sampah mencapai 7.500 m3 per hari atau setara dengan 2.000 ton. Sementara itu, jumlah sampah yang terangkut adalah 4.050 m3 atau 1.000 ton. Artinya, terdapat 1.000 ton lebih sampah yang tidak dapat diangkut ke TPA.

Kondisi itu, lanjut Cece, tidak dapat terus dibiarkan. Diperlukan suatu konsep untuk mengurangi volume sampah yang dihasilkan, yakni dengan menerapkan 3R (reduce, reuse, recycle). Melalui konsep tersebut, Cece optimistis volume sampah di Kota Bandung akan berkurang dengan sendirinya.

Konsep itu harus didukung dengan proses pemilahan sampah yang dilakukan masyarakat. Sampah kering (anorganik) dan sampah basah (organik) harus dipisahkan. Pemisahan tersebut memiliki dampak positif, di antaranya bagi lingkungan, kesehatan, dan aspek ekonomi.

"Sampah itu ada nilainya. Sampah kering seperti kertas, kaleng, gelas, kaca, dan plastik memiliki nilai jual. Sedangkan sampah basah bisa dijadikan kompos," ujarnya ketika menjadi pembicara dalam pelatihan bank sampah, kelanjutan program Bandung Green and Clean (BGC) di Pusdai, Bandung, beberapa waktu lalu.

Cece mengaku telah merasakan langsung. Ia setiap bulannya memperoleh Rp 20.000,00 dari sampah kering yang ia kumpulkan. "Jika jumlah tersebut dikumpulkan dalam satu RW, tentu sangat membantu kegiatan di lingkungan. Selain itu, sampah yang keluar dari rumah pun berkurang," ujarnya.

Pembicara lainnya, Danar Ajipratomo menambahkan, konsep bank sampah merupakan salah satu solusi yang mesti diterapkan di Kota Bandung. Bank sampah adalah memisahkan sampah kering dari sampah basah, kemudian menjual sampah tersebut sehingga menghasilkan nilai ekonomi. "Bank sampah dapat diterapkan di RW masing-masing dengan modal sampah dari setiap warga," tuturnya. Sampah dikumpulkan dari seluruh warga, kemudian ditimbang dan dicatat untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak ketiga. Hasil yang diperoleh dimanfaatkan untuk kepentingan warga. (Yulistyne Kasumaningrum/"PR")



Post Date : 16 November 2009