Banjirkanal Timur Meluap

Sumber:Suara Merdeka - 10 Juni 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SEMARANG- Hujan deras yang berlangsung sejak Senin (8/6) malam, membuat Sungai Banjirkanal Timur meluap, kemarin. Luapan itu mengakibatkan sejumlah wilayah di Kota Semarang terendam.

Genangan cukup parah terjadi di wilayah Kecamatan Semarang Selatan, Gayamsari, Semarang Timur, serta sebagian Kecamatan Pedurungan. Banjir juga membuat  sejumlah ruas jalan mengalami kemacetan, antara lain Jl Brigjen Sudiarto (Majapahit), Jl Barito, Jl Manggis, dan sekitarnya.

Kemacetan di Jl Brigjen Sudiarto semakin parah karena berbarengan dengan pengalihan arus lalu lintas terkait kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Semarang.

Dari pantauan, banjir merendam sejumlah wilayah di Kelurahan Mlatiharjo, Kelurahan Lamperlor, Jalan Brigjen Sudiarto, Kelurahan Gemah, dan Gayamsari.

Rustam (43), warga RT 7 RW 12 Gayamsari mengatakan, wilayah yang paling parah terkena banjir ada di RW 11 dan RW 12. Di wilayah tersebut air merendam rumah penduduk hingga setinggi 1 meter-1,5 meter.
’’Selama tinggal di sini (Gayamsari) sejak tahun 1992, saya belum pernah mengalami banjir sebesar ini,’’ kata dia.

Purnomo, warga Citandui I Kelurahan Mlatiharjo mengatakan, banjir mulai datang sekitar pukul 09.00 dan semakin besar pada pukul 10.00. Di kawasan Citandui ketinggian air mencapai 50 centimeter, sementara di Jl Barito mencapai 80 centimeter.

’’Sejak pagi, Banjirkanal Timur sudah mulai melimpas dan menggenangi jalan. Banjir itu juga membuat aktivitas warga menjadi lumpuh,’’ ungkapnya.

Akibat luapan Sungai Banjirkanal Timur, air melimpas ke pemukiman warga. Air meluap di daerah Jl Manggis, Cempedak, Rambutan, Gayamsari, dan Sendangguwo. Akibat limpasan air, sungai di Jl Manggis meluber hingga ke jalan di sekitarnya.

Akibat derasnya arus di Sungai Manggis, seorang bocah juga tewas karena terseret arus. Korban bernama Samsuri Widodo (12), warga Peterongan Bugel RT 04 RW 05, Semarang Selatan.

Putra Samiyono (45) itu ditemukan tewas pukul 1330, setelah ciblon (berenang di sungai), persisnya di sekitar jembatan Jl Manggis III.

Banjir Kiriman

Peningkatan debit air Sungai Banjirkanal Timur itu terjadi lantaran adanya banjir kiriman dari Sungai Penggaron dan tambahan debit air dari Kali Kedungmundu, Kali Candi, Kali Bajak, dan buangan dari perumahan Sendangmulyo. Selain itu, hujan deras yang mengguyur sejak pagi juga mempercepat naiknya debit air di Sungai BKT hingga meluap.

Kepala Saker Dolok Penggaron I Wayan S mengatakan, pada Selasa (9/6) pukul 05.30 elevasi air di Bendung Pucanggading yang menjadi sumber Sungai Banjirkanal Timur mencapai ketinggian 2 meter.

Karena itu, dia bersama seluruh petugas siaga di pintu pengendali banjir Banjirkanal Timur untuk memantau perkembangan debit air Sungai Penggaron.

’’Untuk membagi debit air yang meningkat dari Sungai Penggaron dan Banyumeneng, enam pintu pengendali banjir terpaksa dibuka satu meter kali tiga dan 1,5 meter kali tiga,’’ katanya.

Camat Pedurungan Muthohar mengatakan, di wilayahnya terdapat sekitar 700 keluarga yang rumahnya terendam banjir. Dia menyebut banjir di wilayahnya diluar kebiasaan dan baru kali ini terjadi.

Genangan air menerjang di wilayah RW 10,11, dan 12 Kelurahan Gemah. Di wilayah tersebut dilalui tiga aliran sungai besar, yakni Banjirkanal Timur, Kali Babon, dan Kali Dombo. Sebagai upaya penanganan dilakukan pengaturan pintu air di Blancir Pucangading, sebagai titik pertemuan drainase itu.

’’Kami berkoordinasi dengan Dinas PSDA mengupayakan bagaimana aliran air bisa dikendalikan,’’ katanya.

Banjir juga nyaris memutuskan jembatan swadaya warga yang berada di Meteseh, Rowosari. Derasnya arus dari Kali Babon menerjang jembatan hingga nyaris putus. Limpasan air juga menggenangi perkampungan warga di dua RT yang berada di Rowosari. Pada pagi kemarin, kedalaman air di RT 2 dan RT 3 Rowosari mencapai sekitar setengah meter.

Warga Rowosari juga membuka dapur umum darurat dan membuat aneka makanan bungkus yang kemudian dibagikan ke warga yang menjadi korban banjir.

Menurut Son Aji, Ketua RW di Rowosari, akibat terjangan banjir tersebut jembatan tak bisa difungsikan lagi. “Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, jembatan tersebut kami tutup sementara karena kondisinya membahayakan,” katanya. (H9,H22,H40,J12,H23-46)



Post Date : 10 Juni 2009