BANJIR setinggi 2 meter menggenangi 700 rumah di Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Bandung, Jawa Barat, kemarin. Tidak ada korban jiwa akibat banjir dari luapan Sungai Citepus, tetapi beberapa warga dirawat di puskesmas karena terluka saat menyelamatkan diri dari kepungan banjir.
"Mula-mula ketinggian airnya masih di bawah 1 meter, menjelang pukul 00.30 (Kamis, 4 Februari 2009) airnya sudah mencapai 2 meter. Semua berlarian menyelamatkan diri," tutur Enjum, 55, warga RT 05/08 yang rumahnya hancur diterjang aliran Citepus. Ratusan warga terpaksa mengungsi ke Kampung Ciuenteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, yang juga langganan banjir. Sekarang mereka ditampung dalam aula milik satu partai politik.
Adapun di Tuban, Jawa Timur, sawah yang gagal panen akibat banjir mencapai 147 hektare. Dari perkiraan sementara Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, kerugian akibat kerusakan tanaman padi mencapai Rp430,5 juta.
Banjir menerjang areal persawahan di wilayah Kecamatan Palang, dan Plumpang, Tuban, sejak Jumat (29/1). Ketinggian air di areal persawahan pun mencapai 90 cm.
Situasi ini paradoks dengan areal sawah di Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Sekitar 500 hektare tanaman padi musim pertama di Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, malah kekeringan akibat sepekan terakhir tidak ada hujan. Padahal di awal pekan kawasan tersebut sempat dilanda banjir besar setinggi 1 meter.
Penyebab kekeringan, selain hujan sepekan terakhir tidak turun, jaringan irigasi yang dibangun pada dekade 1990 juga sedang rusak seusai diterjang banjir bandang dua pekan lalu. Banjir ganggu wisata Pelaku wisata di Bunutan dan Lean, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, juga mengeluh karena akses menuju wilayah itu digenangi banjir.
"Setiap musim hujan, daerah ini banjir karena jalan dibangun di atas sungai tanpa jembatan," ujar Nyoman Sigurnarsa, pekerja pariwisata, kemarin.
Beberapa hari belakangan ini, kata Nyoman, kondisinya makin parah. Jika hujan turun sangat deras, terjadi banjir yang bisa menghentikan arus lalu lintas 2-3 jam lebih. "Kondisi ini jelas merugikan sebab wisata pantai di Bunutan sudah terkenal dan jadi salah satu andalan Kabupaten Karangasem," kata dia. (Tim/N-4)
Post Date : 05 Februari 2010
|