MAKASSAR, KOMPAS - Sembilan warga Desa Batuganda, Kecamatan Lasulua, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, tewas terseret banjir bandang, Kamis malam. Hingga Jumat (22/1) petang evakuasi masih berlangsung. Meski air sudah surut, sebagian warga diungsikan ke tempat lebih aman.
Kepala Pos Search and Rescue Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara Hidayat mengatakan, hingga Jumat malam ada empat warga dilaporkan hilang. Banjir menyebabkan lima warga terluka dan dirawat di rumah sakit.
”Banjir akibat luapan Sungai Susua,” kata Hidayat yang dihubungi dari Makassar, Sulawesi Selatan. Menurut dia, banjir setinggi 3 meter berlangsung sejak Kamis pukul 21.00 Wita dan Jumat pukul 02.00 mulai surut.
Komandan Kodim Kolaka 1412 Letnan Kolonel (Infanteri) Edi Suroso menyatakan, dari data yang diterima hari Jumat pukul 17.00, delapan orang dipastikan meninggal dunia dari 13 orang dilaporkan hilang. Warga yang rumahnya rusak akibat tersapu banjir bandang kini mengungsi ke rumah tetangga.
Banjir merusakkan 39 rumah warga di bantaran sungai yang membelah wilayah Kabupaten Kolaka Utara dan Kabupaten Kolaka.
Edi menuturkan, pihaknya masih mencari warga yang dilaporkan hilang. Untuk itu, diterjunkan 30 orang dari TNI dan 30 orang dari kepolisian berikut aparat pemerintah dan relawan.
Empat desa terendam
Setidaknya 350 rumah di empat desa di Kecamatan Sidareja, Cilacap, Jawa Tengah, terendam banjir setinggi 30 sentimeter hingga 2 meter sejak Rabu. Hingga Jumat, banjir belum surut di Desa Sidareja, Sidamulya, Tegalsari, dan Gunungreja.
Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum Kecamatan Sidareja Edi Kurniawan mengatakan, hujan deras membuat Sungai Cibeureum meluap. ”Ada tumpukan sampah di mulut muara sejumlah anak sungai dan pintu air irigasi berupa batang pohon pisang yang hanyut setelah ada angin puting beliung di hulu Sungai Cibeureum,” katanya.
Hari Jumat, banjir di persawahan pesisir utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mulai surut. Namun, sebagian petani menunda penanaman karena khawatir banjir datang lagi. Akibatnya, bibit padi menua di persemaian. Di Kecamatan Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, dan Tempuran, sebagian bibit telah 30 hari lebih di persemaian.
Menurut Rakhim (54), petani di Desa Muara Baru, Kecamatan Cilamaya Wetan, bibit biasanya dipindah umur 28 hari. Jika bibit terlalu tua, pertumbuhan tanaman bisa terganggu.
Selain di Jabar, banjir yang merendam rumah 4.217 keluarga di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, sejak Rabu, juga mulai surut. ”Kami mulai membersihkan sisa-sisa lumpur dari rumah,” kata Abidin, warga Desa Singageweh, Sangatta Selatan, yang dihubungi dari Kota Samarinda, Jumat.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Kabupaten Kutai Timur Syafranuddin mengatakan, meski banjir surut, pihaknya tetap siaga. Tenda dan bahan makanan sudah disiapkan. Jika banjir datang lagi, barang itu bisa segera didistribusikan.
Untuk mengatasi banjir, pemerintah pusat melalui Balai Besar Pemali Juwana bakal menormalisasi Sungai Juwana di Kabupaten Pati dengan dana Rp 250 miliar. Normalisasi akan dilakukan tahun 2010-2011.
Wakil Bupati Pati Kartina Sukawati, Jumat, di Pati, mengatakan, hasil rapat koordinasi dengan Komisi III DPR, anggota DPR sudah menyetujui rencana dan dana normalisasi.
Menurut Kartina, dana itu belum termasuk pembuatan kolam resistensi dan pembebasan lahan sempadan sungai yang digunakan warga untuk pertanian dan permukiman.
Berdasarkan cetak biru normalisasi Sungai Juwana, pengerukan dan pelebaran sungai hanya dilakukan di Kabupaten Pati, tidak termasuk Kabupaten Kudus. Panjang sungai sekitar 60 kilometer mulai dari Kecamatan Sukolilo hingga Juwana. Lebar sungai akan dikembalikan seperti semula dari 50 meter menjadi 100 meter. Kedalaman sungai ditambah hingga mencapai 4 meter. (MDN/MKN/BRO/HEN)
Post Date : 23 Januari 2010
|