GARUT, (PR).- Curah hujan yang turun di kawasan hulu Gunung Guntur menyebabkan aliran air bercampur pasir masih terus mengaliri kawasan permukiman di Tarogong Kab. Garut. Warga yang merasa kesal karena terus-menerus diterjang banjir akhirnya pasrah.
Warga Kp. Cipulus, Desa Sukawangi, Ny. Aan (64), membiarkan timbunan pasir yang masuk ke dalam rumahnya. Dia dibantu warga setempat hanya mengalirkan air dari dalam rumah ke luar agar tidak menjadi sarang nyamuk, sedangkan timbunan pasir bercampur lumpur tak dihiraukannya.
"Sudah bosan bersih-bersih terus. Sejak Januari, lima belas kali rumah kebanjiran seperti ini. Dibersihkan sekarang nanti hujan lagi ya masuk lagi pasirnya ke rumah, bikin kesal," ujarnya, Minggu (23/5).
Berita "PR" sebelumnya, bencana banjir pasir menerjang lima desa di wilayah Kecamatan Tarogong Kaler Kab. Garut, Rabu (19/5) malam. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, tetapi 125 rumah rusak dan ratusan rumah terendam banjir disertai material pasir dan lumpur setinggi 50 sentimeter hingga 1 meter.
Warga yang rumahnya jebol diterjang banjir, Oding Sulaeman (60), mengaku kehilangan 50 gram perhiasan dan uang Rp 3 juta. "Barang berharga itu disimpan di lemari pakaian. Sewaktu air datang, lemari saya beserta isinya ikut hanyut. Semua tidak ada yang tersisa, mau bangun rumah juga darimana dananya," ujarnya.
Langganan banjir
Hal serupa dialami warga Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya yang terpaksa harus akrab dengan kiriman banjir. Selama ini daerah itu sudah tiga belas kali dilanda banjir selama musim hujan sejak awal 2010 yang mengguyur kawasan Tasikmalaya.
"Tercatat sekitar tiga belas kali banjir merendam permukiman penduduk dan sawah selama musim hujan ini," kata Camat Sukaresik Drs. Iing Farid Khozin, Minggu (23/5). (A-14/A158)
Post Date : 24 Mei 2010
|