|
MAKASSAR, KOMPAS - Tingginya intensitas hujan selama tiga hari terakhir di sejumlah daerah menyebabkan banjir menggenangi permukiman, lahan pertanian, dan infrastruktur. Bahkan, di Banyuwangi, Jawa Timur, 1 warga hilang terbawa air. Warga kini terus bersiaga. Di Makassar, Sulawesi Selatan, sebagian besar kota itu, Kamis (3/1), dilanda banjir dengan ketinggian 30 sentimeter hingga 1 meter. Di Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, misalnya, 128 keluarga terkepung banjir. Mobilitas warga dengan menggunakan perahu dan rakit. M Daeng Nompo (42), warga Makassar, menyayangkan lemahnya komitmen Pemerintah Kota Makassar dalam mengatasi banjir. Selama lima tahun terakhir kota itu menjadi langganan banjir. ”Dari tahun ke tahun banjir semakin tinggi,” ujarnya. Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin menjelaskan, banyak saluran drainase tengah dibenahi sehingga mengganggu sistem pembuangan. Dari 54 lokasi pembenahan saluran, masih ada 21 saluran yang belum rampung. Banjir juga menerjang sejumlah desa di dua kecamatan di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu malam lalu. Ratusan rumah tergenang sehingga ratusan keluarga mengungsi ke tempat yang aman. Namun, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Di Kecamatan Masjid Raya, banjir menggenangi lima desa, yaitu Neuheun, Meunasah Keude, Meunasah Mon, Meunasah Kulam, dan Maya Kameng. Di Kecamatan Seulimuem, banjir melanda Desa Beureuneut. Camat Masjid Raya Yusrizal, Kamis, mengatakan, banjir terjadi sejak pukul 19.00. Guyuran hujan tak tertampung aliran Sungai Krueng Raya sehingga menggenangi desa di sekitarnya. Sementara itu, tanggul penahan anak Sungai Bengawan di Desa Banjarsari, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, ambrol setelah tergerus air hujan. Akibatnya, ratusan rumah di Kecamatan Madiun terancam digenangi banjir setiap kali debit air sungai meningkat. Panjang tanggul yang rusak mencapai 10 meter dengan ketinggian sekitar 4 meter. Kerusakan tersebar di dua titik, masing-masing dengan panjang 5 meter. Jarak antartitik tanggul yang rusak hanya sekitar 2 meter. Luapan Sungai Bengawan Solo dan anak-anak sungai terjadi pula di Bojonegoro, Jawa Timur. Berdasarkan data yang diterima BPBD Bojonegoro, hingga Kamis, sekitar 1.373 hektar sawah dan 700 rumah terendam. Wilayah yang tergenang, antara lain Kecamatan Trucuk, Dander, Kalitidu, Balen, Bojonegoro, Kapas, Kanor, Sukosewu, dan Baureno. Debit air Bengawan Solo terus naik, bahkan memasuki Siaga II. Adapun 1 orang hilang saat banjir melanda Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Rabu malam. Sebanyak 292 rumah terendam air dan sejumlah pagar bangunan roboh. Banjir juga melanda dua desa di Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, akibat luapan Sungai Kacangan dan Ranu. Sebanyak 54 rumah di Desa Cilapar dan 70 rumah di Desa Penolih terendam banjir setinggi 20-60 sentimeter. Banjir yang merendam jalan trans-Kalimantan di Kalimantan Tengah menyebabkan antrean panjang kendaraan hingga 10 kilometer di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau. Mobil harus menunggu berjam-jam. Lalu lintas dari Palangkaraya ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, atau sebaliknya terganggu. (ACI/RIZ/NIK/HAN/NIT/BAY/GRE) Post Date : 04 Januari 2013 |