Banjir Terjang Ngawi dan Madiun

Sumber:Koran Sindo - 01 April 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

NGAWI (SI) – Banjir kembali menerjang wilayah Ngawi dan Madiun.Kemarin sedikitnya 14 desa di Ngawi tergenang banjir setinggi 30–50 sentimeter (cm).

Sementara,di Madiun banjir mengakibat kan ratusan hektare padi terendam. Banjir kali ini dipicu meluapnya Sungai Bengawan Madiun yang melintasi Kabupaten Madiun hingga Kabupaten Ngawi.Selain menggenangi rumah warga, banjir juga menggenangi jalan penghubung antarkecamatan dan jalan desa. Di Ngawi,banjir terjadi di Desa Simo,Sumengko,Tirak,Purwosari, Dinden,Kendung, Pojok, Jenangan, dan Warok Karong,Kecamatan Kwadungan.Selain itu,banjir juga menggenangi Desa Waruk Tengah, Gandri, Paras, Kecamatan Pangkur, Desa Kasreman, Kecamatan Geneng.

Menurut Camat Kwadungan Setiono, banjir mulai menggenangi permukiman warga sekitar pukul 02.00 dini hari. Semula ketinggian air hanya 10 cm, tapi lambat laun meninggi hingga mencapai 50 cm. “Air sempat masuk rumah warga dan menggenangi jalan desa,” ujarnya kepada Seputar Indonesiakemarin. Setiono mengatakan,dari pendataan terakhir, jumlah rumah warga yang tergenang banjir, yakni di Desa Dinden sebanyak 84 unit, di Desa Purwosari sebanyak 193 unit,di Desa Tirak sebanyak 62 unit, di Desa Waruk Kalong sebanyak 73 unit, di Desa Pojok sebanyak 102 unit, di Desa Sumengko sebanyak 73 unit, dan di Desa Jenangan sebanyak 73 unit. Selain itu, 1.061 hektare sawah yang ditanami padi juga tergenang banjir.

“Kami belum bisa menghitung kerugian keseluruhan akibat banjir ini,”ujarnya. Akibat banjir tersebut, pelaksanaan ujian nasional (UN) di sejumlah sekolah di Kecamatan Kwadungan terhambat.Pasalnya, aksesmenujuke sekolahtergenang. Untung panitia tak sampai memindahkan tempat pelaksanaan karena lokasi UN tidak tergenang banjir. Sekolah yang menyelenggarakan UN di Kecamatan Kwadungan adalah SMP Negeri 1 Kwadungan, SMP Negeri 2 Kwadungan, dan Madrasah Tsanawiyah. Menurut Kepala SMP Negeri I Kwadungan Budi Eko Cahyono,pelaksanaan UN tetap berlangsung meskipun terjadi banjir. “Banjir memang sempat menghambat siswa menuju ke sekolah.Namun, berkat bantuan Satkorlak Ngawi, anak-anak bisa sampai di sekolah dan mengerjakan UN dengan lancar,” ujar Budi.

Sementara itu, dari pantauan, banjir di wilayah Madiun mengakibatkan ratusan hektare tanaman padi di wilayah Kecamatan Madiun, Mejayan,dan Pilangkenceng tergenang banjir. Tanaman padi yang baru berumur dua sampai tiga pekan itu tergenang air.Akibatnya, tanaman padi itu layu dan terancam mati. Hingga kemarin belum diketahui total kerugian akibat banjir tersebut. Menurut petugas pintu air Sungai Bengawan Madiun dari Balai Pengendali DAS Solo,Yulianto,debit air pada sore kemarin mulai berangsur turun.Ketinggian air pada pukul 15.00 WIB berada di ketinggian empat meter dari sebelumnya yang sempat mencapai 7,5 meter.

Selain itu, satu rumah milik warga di Desa Ngranget,Kecamatan Dagangan,Kabupaten Madiun, juga dilaporkan rusak parah karena tertimbun longsoran tebing setelah kawasan itu diguyur hujan semalaman. Namun, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Menurut pemilik rumah, Saminem, 42, material tanah longsor yang berasal dari atas bukit di bawah lereng Gunung Wilis itu luruh ke bawah dan menimpa bagian belakang rumah.

“Kejadian itu berlangsung sangat cepat tadi malam (kemarin malam, red). Beruntung kami semua selamat dari musibah itu,”ujarnya. (muhammad roqib)



Post Date : 01 April 2010