|
PONOROGO -- Ratusan rumah penduduk yang berada di dua kecamatan yakni Mlarak dan Jetis, Ponorogo dini hari kemarin (16/12) direndam banjir. Akibat hujan cukup deras menyebabkan aliran kali Gendol tak mampu menampung air. Sehingga, air meluber hingga ke rumah penduduk. Bahkan rumah milik Katirah, 63 warga Dusun Bantengan, Mojorejo, rata dengan tanah setelah diterjang banjir setinggi dada orang dewasa. Tidak hanya itu, puluhan hektare sawah di kedua wilayah tersebut terendam air. Hujan turun cukup deras sejak hari Minggu malam pukul 22.00 sempat mengguyur kawasan tenggara kota Ponorogo. Mendekati tengah malam, hujan tak kunjung reda. Bahkan, Senin dini hari mulai pukul 01.00, beberapa kawasan sudah dipenuhi genangan air yang berwarna kecoklatan. Awalnya, ketinggian air hingga perut orang dewasa. Ini bisa ditemui di wilayah Mlarak seperti di Desa Nglumpang, Gandu, Joresan dan Jabung. Semakin malam, air bah mulai masuk rumah. Kondisi ini juga menimpa beberapa desa di Kecamatan Jetis, seperti Desa Mojorejo, Malo dan Tegalsari. Ketiga desa tersebut tak luput mendapat kiriman dari luapan air dari sungai Gendol. Sementara, sekitar pukul 01.00, jalur vital Jabung-Jetis putus total karena air cukup besar memotong jalan sepanjang 500 meter. "Airnya cukup besar. Bisa jadi kalau dipaksakan melintas akan berbahaya," kata Suko Kartono, Camat Mlarak yang langsung memantau di lokasi bencana. Di tengah ketegangan banjir yang semakin membesar, beberapa warga mamilih meninggalkan rumah mereka. Apalagi airnya sampai masuk ke rumah. Namun, tidak sedikit yang bertahan di rumah. Itu, karena merasa banjir seperti sudah sering terjadi setiap tahun. "Kita tidak kaget ada banjir seperti ini. Karena hampir setiap tahun seperti ini kalau aliran Gendol tidak diperbaiki. Tapi, kali ini airnya cukup besar," kata Maliki, warga Jabung pada koran ini kemarin. Sementara di tengah banjir yang semakin tinggi, tiba-tiba rumah mbah Katirah yang berada di Dusun Bantengan roboh. Ini setelah bangunan rumahnya tidak kuat menahan arus air yang menghantamnya. Untung saja, ketika rumahnya roboh si pemiliknya tidak ada di rumah. Hanya anaknya yang sedang tidur. "Tapi ketika ada banjir sudah punya firasat, dan saat roboh tidak ada yang ada di dalamnya," jelas seorang warga yang kemarin bergotong royong membersihkan puing-puing rumah yang sudah rata dengan tanah itu. Yang menarik, saat hujan turun masih deras, ada kabar di Desa Serangan, Mlarak tepatnya barat kawasan Gua Landak, seorang warga Siman bernama Irfan nyaris tewas. Ceritanya, ketika melintas di kawasan tersebut, arus air yang cukup kencang langsung diterjang. Celakanya, kendaraan langsung slip dan terbawa arus hingga masuk ke arah selatan yang agak curam. Untung saja, sepeda motornya sempat nyangkut di sebuah pohon. Begitu juga korban, sempat pegangan pohon jati. "Untung saja beberapa warga langsung menolong dengan menggunakan tali. Kalau tidak, entah apa yang akan terjadi," ungkap Pujiono, seorang warga. (tya) Post Date : 18 Desember 2007 |