Banjir Terjang Dua Desa di Pinrang

Sumber:Koran Sindo - 14 April 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

PINRANG(SINDO) – Sebanyak 215 rumah di dua desa, Sipatuo dan Jampu Kec Patampanua Pinrang terendam banjir bandang Sabtu (12/4) pukul 03.00 Wita dinihari. Banjir yang tidak disertai hujan itu merendam sebanyak 115 rumah di Desa Jampu dan 100 rumah di Desa Sipatuo.

Selain merendam permukiman, banjir yang ketinggian mencapai pinggang orang dewasa itu juga merendam sekitar 300 hektare (ha) lahan persawahan siap panen dan 200 ha lahan perkebunan di dua desa itu. Selain itu, sejumlah warga di dua desa juga terpaksa mengungsi ke rumah keluarga mereka yang tidak terendam banjir.

Menurut salah seorang warga Desa Jampu Kasman,banjir itu menerjang ketika warga terlelap tidur. ”Saat itu tidak ada hujan, tapi tiba-tiba saja air menggenangi permukiman. Untungnya rumah warga di sini umumnya rumah panggung, jadi peralatan rumah tangga masih aman.

Namun, kami kesulitan menyelamatkan hewan ternak kami,”ujarnya. Akibat banjir itu lanjut Kasman, sekitar lima hektare lahan persawahan miliknya terendam banjir.Padahal, dalam hitungan hari ke depan, tanaman padi miliknya akan dipanen. ”Seharusnya padi siap panen tidak boleh terendam air karena batangnya akan membusuk, sehingga padi akan tumbang.

Selain itu banjir juga akan menurunkan kualitas gabah yang dihasilkan,” katanya.Kerugian yang diderita oleh Kasman akibat banjir itu diperkirakan mencapai Rp30 juta. Hal yang sama juga dikeluhkan warga Desa Sipatuo Abd Kadir.Menurut dia, banjir bandang yang menerjang desanya menimbulkan kerugian yang sangat besar.

Bahkan sejumlah perabot rumah tangga miliknya rusak akibat terendam banjir. ”Model rumah saya memang bukan rumah panggung.Sehingga saat banjir pertama kali menerjang kami hanya sempat mengamankan sejumlah kecil perabot. Sementara yang lainnya tidak terselamatkan lagi,”katanya dengan sedih.

Selain menderita kerugian akibat banyaknya perabot rumah yang terendam banjir, kebun jagung dan cokelat miliknya juga terendam banjir. Luas lahan perkebunan itu mencapai lima hektar. ”Jagung dan cokelat sama saja. Tanaman itu akan mengalami masalah jika terendam banjir.

Selain itu akan membawa pengaruh pada kualitas buah yang dihasilkan. Jelasnya, meski kita tetap panen, namun hasilnya tidak maksimal,” tandas Abd Kadir. Sementara itu Kepala Desa Sipatuo Kec Patampanua Pinrang Labadi menjelaskan penyebab banjir bandang yang menerjang ratusan hektare permukiman, persawahan, dan permukiman warga, diakibatkan gundulnya bantaran Sungai Saddang yang memang mengalir di sekitar desa itu.

”Sejak beberapa tahun terakhir bantaran itu sudah gundul.Kami sudah memperingatkan warga agar tidak melakukan pembabatan pohon di lokasi itu. Selain itu, kita juga sudah meminta kepada Pemkab Pinrang untuk mengucurkan dana reboisasi bantaran sungai itu. Namun hingga saat ini tidak pernah direalisasikan,” ungkap Labadi.

Karena merasa tidak diperhatikan oleh Pemkab Pinrang, maka Kades Sipatuo meminta kepada pemerintah pusat agar memperhatikan kasus tersebut.Menurutnya, jika hal itu dibiarkan maka warga di desanya akan mengalami hal yang sama tiap tahun. ”Baru beberapa tahun terakhir kampung kami selalu diterjang banjir, padahal sebelumnya aman-aman saja.

Tapi kami yakin jika dilakukan reboisasi di bantaran Sungai Saddang, maka masalah ini akan teratasi,”ujarnya. Hingga saat ini,banjir yang merendam Desa Jampu dan Desa Sipatuo belum surut. Selain itu,warga juga belum mendapat bantuan dari pihak manapun juga. Meski demikian warga mengaku kebutuhan pangan mereka masih cukup.

Namun akses menuju dua desa di Kec Patampanua Pinrang itu putus dikarenakan terendam banjir. Wakil Bupati Pinrang Abdul Kadir Pais ketika dikonfirmasi menyebutkan bahwa tanda-tanda terjadinya banjir memang terlihat saat sejumlah timnya melakukan pemantauan pada Jumat (11/4) lalu.

”Daerah itu memang rawan banjir. Apalagi April adalah kalender tetap terjadinya banjir di daerah itu. Oleh sebab itu kami meminta kepada warga agar senantiasa hati-hati,”jelasnya. Kadir Pais juga mengimbau kepada warga agar menghindari sejumlah lokasi rawan banjir di Pinrang.

Untuk membantu masyarakat pindah ke lokasi yang aman,maka dalam waktu dekat menurut Wabup Pinrang,akan dilakukan pendataan sejumlah lokasi yang rawan atau aman banjir. ”Kami juga meminta kepada warga dan staf Pemkab Pinrang agar membantu warga yang terkena dampak banjir, untuk menyelamatkan harta benda milik warga,” katanya.

Wabup Pinrang menambahkan bahwa sebenarnya banjir bandang yang melanda dua desa di Kec Patampanua Pinrang adalah kiriman dari Kab Enrekang,Tator Sulsel dan Mamasa Sulbar. Dijelaskan juga penyebab terjadinya banjir adalah rusaknya sejumlah tanggul di Sungai Saddang yang melintasi kecamatan itu.

”Dalam waktu dekat, kita akan memperbaiki tanggul yang rusak itu. Dan sore ini (kemarin) sejumlah tim akan turun memberikan bantuan kepada warga yang terkena banjir bandang itu,” tandasnya. (m syahlan) 



Post Date : 14 April 2008