PURWAKARTA(SI) – Banjir kembali menerjang Desa Cikao Bandung, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, kemarin.Kondisi desa yang berada di bawah Waduk Jatiluhur ini semakin parah karena air menggenangi perumahan selama empat malam berturut-turut.
Banjir yang terjadi sepanjang Sabtu (13/3) malam karena meluapnya Sungai Citarum. Bahkan, ketinggian air di sungai tersebut melebihi ambang batas.Terlihat dari ukuran air di Jembatan Pupuk Kujang hinggamencapai28,7meter. Seharusnya ketinggian air sekitar 27,60 meter. Akibat banjir, sedikitnya 250 rumah warga dan puluhan hektare sawah di desa tersebut nyaris tenggelam. Ratusan warga terpaksa selama empat hari terakhir ini begadang dan terus waspada.Mereka tidak ingin banjir yang menjadi langganan warga setempat itu mendatangkan malapetaka. Menurut Kepala Desa Cikao Bandung Saepul Hidayat, pihaknya sudah menginstruksikan warganya tetap berjaga-jaga.
Mengingat ketinggian air di perkampungan bisa mencapai 1-1,5 meter, seperti terjadi sepanjang Sabtu malam hingga kemarin pagi. ”Kami sudah bosan dengan kondisi ini. Kami tidak ingin tahu berbagai alasan pihak PJT II Jatiluhur yang secara teoritis memberitahukan setiap perkembangan air.Justru yang kami mau sekarang bukan laporan itu.Tapi, tindakan nyata agar banjir yang selama ini menjadi langganan, bisa dihentikan,” ungkap Saepul. Dia menduga banjir disebabkan keberadaan Waduk Jatiluhur. Sungai Citarum meluap karena pintu pembuangan waduk dibuka agar tinggi muka air (TMA) yang limpas, bisa kembali normal.Tapi, harus ada solusi yang jelas agar banjir tidak terus menerus terjadi.
Anggota Komisi IV DPRD Purwakarta Sutisna mengatakan,warga akan berbondong-bondong ke Kantor PJT II bila tidak ada perhatian atau solusi atas persoalan tersebut.” Jangan salahkan kami jika warga berunjuk rasa,”tandasnya. Sementara, petugas pemantau air Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur Ahim menambahkan luapan air tidak hanya dari Sungai Citarum, tapi juga terjadi di Sungai Cikao. Meski ketinggian di Jembatan Pupuk Kujang mencapai 28,7 meter, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pimpinan PJT II atas setiap perkembangan debit air.Salah satu yang sudah dilakukan PJT II yakni dengan membuka pintu air di Bendung Curug, Kabupaten Karawang.
”Genangan air tidak sematamata dari Sungai Cikao.Saya setiap saat terus melaporkan setiap perkembangan. Kebetulan yang memantau di Sungai Citarum hanya saya saja,”katanya. (asep supiandi)
Post Date : 15 Maret 2010
|