|
PONOROGO - Hujan deras yang mengguyur Ponorogo kemarin sore, membuat sejumlah kawasan tergenang air. Aliran sungai Genting pun sempat meluap dan mengakibatkan puluhan rumah di kawasan sekitarnya tergenang air setinggi setengah meter, seperti di Dusun Grenteng Balong dan Pengkol Kauman. Sementara, puluhan hektare sawah yang sedang ditanami padi terancam rusak setelah areal pertanian di pinggir jalan jalur Ponorogo-Pacitan itu menyerupai rawa-rawa. Dari keterangan yang berhasil dikumpulkan di lokasi banjir, pada malam sebelumnya, warga sudah merasakan jika air sungai akan meluap. Namun, saat itu kondisinya tidak begitu mengkhawatirkan dan diperkirakan dalam waktu singkat akan susut sendiri. "Memang saat itu air sudah mulai ke halaman rumah warga," kata Saelan Franky, salah satu warga Grenteng ditemui, kemarin. Namun mendadak sekitar pukul 23.00 kemarin malam, tiba-tiba ketinggian air semakin bertambah. Beberapa rumah penduduk juga sempat tergenang air, terutama rumah yang pondasinya agak rendah. Beberapa warga termasuk anak-anak yang akan berangkat sekolah terpaksa harus melepas sepatunya. Lantaran ketinggian air saat akan masuk sekolah masih setinggi lutut orang dewasa. Begitu juga warga hingga kemarin masih siap siaga karena khawatir dari arah hulu, akan mendapat kiriman air secara mendadak. "Biasanya kalau dari arah timur sana kelihatan mendung, ya bisa saja air sungai meluap lagi," tambah Saelan. Menurutnya, beberapa tahun lalu kawasan ini memang dikenal merupakan kawasan rawan banjir. Namun setelah tiga tahun lalu sempat aman, kemarin tiba-tiba terjadi banjir. Sementara sejumlah petani yang mempunyai lahan pertanian di pinggir jalan hanya merenungi tanaman padinya yang rusak terendam air hingga lebih 80 cm. Sebagian di antaranya terpaksa mengungsi ketika akan mencari rumput untuk makanan ternaknya. "Kalau nanti (sore) hujan lagi, bisa juga meluap sampai jalan," kata seorang warga sambil nuntun sepedanya yang penuh dengan rumput yang terbenam tinggal separo. Hingga kemarin belum diketahui kerugian akibat banjir tersebut kendati tidak korban jiwa. Sementara curah hujan yang masih cukup tinggi, juga mengakibatkan lokasi erosi di aliran sungai Taab, di Desa Gabel Kauman semakin parah. Jalan aspal di dusun Krajan sudah putus total. Sehingga, semakin mendekatkan antara bibir sungai dan rumah penduduk yang hanya tinggal 50 meter. Ambrolnya jalan ini diketahui sekitar pukul 21.30 setelah arus sungai tiba-tiba datang dari arah barat (kawasan Badegan). Toh demikian, aparat dan perangkat desa setempat terus melakukan pemantauan jika sewaktu-waktu bencana susulan terjadi. (tya) Post Date : 12 Februari 2006 |