Banjir Terjang 7 Kecamatan

Sumber:Pikiran Rakyat - 05 Desember 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SOREANG, (PR).- Hujan deras pada Rabu (3/12) dan Kamis (4/12) kembali mengakibatkan banjir di beberapa daerah di Jawa Barat, yakni di Kab. Bandung, Kab. Sumedang, Kab. Sukabumi, Kab. Tasikmalaya, serta Kab. Ciamis.

Di Kab. Bandung, banjir menyergap tujuh kecamatan. Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Bandung dan Kab. Bandung sejak Rabu (3/12) petang, merendam ribuan rumah penduduk di Kec. Dayeuhkolot, Kec. Baleendah, Kec. Rancaekek, Kec. Kutawaringin, Kec. Bojongsoang, dan Kec. Majalaya.

Di Kec. Baleendah, banjir merendam ribuan rumah yang dihuni 6.499 kepala keluarga (KK) atau 34.995 jiwa. Hingga Kamis (4/12) petang, ketinggian air di Kelurahan Baleendah dan Kelurahan Andir bervariasi antara 10 cm sampai dengan 250 cm.

Salah satu wilayah yang terparah adalah Kp. Cieunteung. Ribuan rumah terendam air antara 1 meter hingga 2,5 meter. Warga pun sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Dari pemantauan di lokasi banjir, ribuan rumah sudah ditinggalkan penghuninya. Perahu kayu milik warga pun hilir mudik mengangkut warga yang akan mengungsi atau mengangkut barang-barang yang masih bisa diselamatkan.

"Banjir mulai datang sejak Rabu pukul 24.00 WIB dan terus semakin tinggi," kata Popon, warga RT 02 RW 09, Kp. Cieunteung.

Menurut Popon, setiap tahun kampungnya pasti disergap banjir besar. Tahun ini sudah dua kali rumahnya terendam banjir.

Hal senada juga dikatakan Nono, warga RT 03 RW 13, Kp. Ciputat, Kel. Andir. Ketinggian air di daerahnya mencapai 2 meter. Nono mengatakan, banjir di kampungnya disebabkan arus Sungai Citepus yang berbalik arah karena tempat bermuaranya yaitu Sungai Citarum, meluap.

Banjir di dua kelurahan itu juga merendam badan Jalan Raya Dayeuhkolot-Banjaran. SPBU 34-40307 yang berada tepat di perbatasan antara Kel. Andir dan Kel. Baleendah juga terendam banjir dengan ketinggian 30 cm-50 cm, sehingga terpaksa berhenti beroperasi.

Camat Baleendah Rully Hardiana mengungkapkan, bukan hanya Kel. Baleendah dan Kel. Andir yang terendam banjir. Dua kelurahan lainnya, yaitu Rancamanyar dan Bojong Malaka, juga terendam banjir.

Namun, belum ada data mengenai jumlah rumah yang terendam dan jumlah warga yang menjadi korban banjir. "Yang pasti tidak sebesar di Baleendah dan Andir," kata Rully.

Pemerintah Kec. Baleendah, kata dia, saat ini sudah mengoperasikan puskesmas keliling untuk menangani masalah kesehatan korban banjir. Stok pangan pun sudah disiagakan untuk dibagikan kepada pengungsi.

Pengungsi korban banjir di Kec. Baleendah saat ini tersebar di RW 09 Kel. Baleendah, Gedung Juang, DPC PDIP Kab. Bandung, Taman Kota, Kantor Camat Baleendah, dan Kantor Lurah Baleendah.

Limpasan Kota Bandung

Di Kec. Dayeuhkolot, banjir merendam Desa Citeureup, Desa Dayeuhkolot, Desa Cangkuang Wetan, dan Kelurahan Pasawahan. Jumlah total rumah yang terendam banjir sekitar 3 ribu rumah, yang dihuni oleh sekitar 6 ribu KK.

Aep, warga RT 04/RW 03 Kp. Bojongasih, Desa Dayeuhkolot menuturkan, air dari Sungai Citarum mulai naik sekitar Kamis pukul 2.00 WIB. Hingga Kamis petang, ketinggian air yang merendam kampungnya antara 20 cm-2 meter.

Menurut warga lainnya, Ade Rasidi, banjir besar seperti itu sulit untuk surut kembali. Terlebih, setiap hari hujan turun dengan deras. "Tahun kemarin banjir lebih besar dari yang sekarang ini. Tetapi ini belum puncak musim hujan," ucapnya.

Camat Dayeuhkolot Tata Irawan mengemukakan, banjir yang merendam wilayahnya diakibatkan oleh limpasan air Sungai Cikapundung dan Sungai Citepus dari arah Kota Bandung. Menurut dia, hujan sejak Rabu petang tidak terlalu deras di wilayah Dayeuhkolot. Namun, Sungai Cikapundung dan Citepus meluap, karena hujan deras mengguyur Kota Bandung.

"Biasanya kalau hujan deras di Majalaya atau Rancaekek, kami antarcamat saling berkomunikasi dan memberi peringatan. Tetapi, dengan wilayah Kota Bandung kami tidak pernah berkomunikasi, dan tidak pernah mendapat peringatan," ujar Tata.

Untuk menangani korban banjir di Dayeuhkolot, pihak kecamatan sudah menurunkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang mengontrol wilayah bencana selama 24 jam. Juga sudah diterjunkan korps PMI, Satpol PP, dan Linmas Siaga.

Di Kec. Rancaekek, banjir merendam enam desa/kelurahan, dengan total penduduk yang menjadi korban banjir sebanyak 3.195 KK. Banjir juga merendam 21 hektare sawah dan 5 hektare kolam ikan milik warga.

Di Kec. Bojongsoang, banjir merendam 200 rumah di Kp. Cijagra, Desa Bojongsoang, dengan ketinggian air antara 10 cm-30 cm. Banjir juga merendam 20 rumah di Kp. Ciseah, Desa Pameuntasan, Kec. Kutawaringin, dengan ketinggian air mencapai 50 cm.

Bukan hanya banjir yang terjadi di Kec. Kutawaringin, tetapi juga tanah longsor. Tanah longsor terjadi di Desa Cilame dan menutup badan jalan yang menghubungkan Desa Cilame dengan Cililin, Kab. Bandung Barat.

"Tanah menutup badan jalan dan hanya menyisakan sekitar setengah meter dari ruas jalan. Hanya sepeda motor yang bisa melewati jalan itu setelah longsor terjadi. Saat ini kami sedang mengupayakan untuk membersihkan longsoran tanah dari badan jalan," kata Camat Kutawaringin, Agus Suhartono.

Di Kec. Majalaya, banjir tidak terlalu besar dan surut dalam waktu cepat. Menurut Sekretaris Camat Banjara, Lili Sadeli, banjir datang sekitar pukul 3.00 WIB atau pukul 4.00 WIB, dan menggenangi 300 rumah dengan ketinggian air sekitar 40 cm. Namun, pada Kamis siang banjir sudah mulai surut.

Tanggul jebol

Sementara itu, warga Perumahan Bumi Harapan Indah RW 8, 9, 11 dan 14 Desa Cibiru Hilir, Kecamatan Cileunyi, Kab. Bandung mulai membangun kembali tanggul yang jebol dan membersihkan rumahnya masing-masing dari endapan lumpur anak Sungai Citarik, Sungai Cipariuk yang terletak di batas Kota Bandung dan Kab. Bandung, Kamis (4/12). Pada Rabu malam, tanggul itu jebol dan mengakibatkan sekitar 1.400 rumah penduduk terendam banjir setinggi 50 cm-100 cm.

Hingga Kamis petang, air masih menggenangi jalan utama masuk perumahan sepanjang 50 meter. Terlihat beberapa rumah yang berada di Blok BB dan CC, masih tergenang air dengan ketinggian sekitar lutut orang dewasa atau sekitar 50 cm. Selain itu, warga sibuk menjemur perabotan rumah tangga mereka di halaman masing-masing.

Begitu pula dengan endapan lumpur yang sudah mengering menumpuk di sekitar jalan perumahan dengan ketebalan rata-tara 20 cm. Belum terlihat alat pengeruk yang akan membersihkan lumpur, sementara itu satu unit mobil pemadam kebakaran telah menyedot genangan air di sana.

Salah seorang penduduk, Heri, yang rumahnya berjarak 50 meter dari titik jebolnya tanggul, tepatnya di Blok BB/VII, mengatakan air mulai surut sejak pukul 9.00 WIB. Akibatnya, banjir bandang yang menurut dia yang pertama kali itu, memaksa dirinya untuk berbenah kembali, membersihkan furnitur dan perabotan rumah tangga yang basah akibat terendam banjir bandang tersebut.

Kepala Desa Cibiru Hilir, Nono Tarsono mengatakan, pihaknya telah memberikan bantuan sebanyak 500 karung untuk menahan air bah tersebut serta berkoordinasi dengan pihak kecamatan Cileunyi, sehingga total karung untuk menahan tanggul sepanjang 16 meter itu sebanyak 1.000 karung.

Sementara itu bantuan dari Pemerintah Kab Bandung belum ada. "Saat ini warga swadaya bersama pengembang untuk membangun kembali tanggul yang jebol. Mudah-mudahan dalam dua hari ini tanggul bisa cepat tuntas dan berharap hari ini tidak turun hujan," katanya.

Nono menuturkan, selama dua tahun memimpin desa, peristiwa tersebut merupakan kali pertama meski sebagian penduduk menyatakan jebolnya tanggul tahun ini merupakan kali yang ketiga sejak 11 tahun perumahan itu berdiri.

Jebolnya tanggul tersebut, ujar dia, akibat sudah tuanya umur tanggul sehingga tidak bisa menahan volume air yang banyak akibat hujan berkepanjangan. Selain itu, akibat drainase yang sudah mendangkal.

Banjir di Sumedang

Sedikitnya 500 rumah di Desa Sindang Pakuan, Desa Cihanjuang, Desa Sukadana, dan Desa Mangun Arga, Kec. Cimanggung, Kab. Sumedang, terendam banjir dengan ketinggian air 1,5 meter-3 meter.

Menurut Ismail Farid (30), salah seorang petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Kab. Sumedang yang ditemui di Desa Cihanjuang, banjir di empat desa se-Cimanggung tersebut terjadi akibat meluapnya Sungai Cimande dan Citarik akibat hujan deras yang turun sejak Rabu (3/12) mulai pukul 19.30 WIB.

Menurut dia, banjir tersebut merendam sedikitnya 54 rumah di Desa Sindang Pakuan, 179 rumah di Desa Cihanjuang, 160 rumah di Desa Mangun Arga, dan puluhan lainnya di Desa Sukadana. "Data ini kami kumpulkan hingga Kamis (4/12) pukul 5.30 WIB dan mungkin masih ada rumah yang terendam tetapi belum didata," katanya.

Berdasarkan pemantauan "PR", hingga Kamis (4/12) pukul 17.00 WIB, ketinggian air yang menggenangi Desa Cihanjuang masih mencapai 1 meter-15 meter. Bahkan, puluhan rumah hanya bisa terlihat bagian atapnya. Sementara puluhan lainnya terendam sampai setengah bagian tinggi rumah.

Tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Sampai saat ini, pihak Tagana dan beberapa sukarelawan lain telah mengevakuasi korban ke madrasah, balai desa, dan rumah sanak saudara mereka masing-masing. (A-132/CA-178/CA-183)



Post Date : 05 Desember 2008