|
Luwu - Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan dilanda banjir bandang. Tak hanya permukiman penduduk, perkebunan, dan pertanian yang hancur, tapi juga seorang warga tewas. Ny Wagiyem, 45 tahun, warga Desa Lara III, tewas terapung di kolong tempat tidurnya pukul 23.00 wita, Sabtu lalu, setelah air meluap setinggi satu meter dan menggenangi rumahnya. Warga dan sanak keluarga korban telah berupaya menyelamatkan nyawa ibu rumah tangga ini. Namun, air yang meluap setinggi satu meter, menyulitkan warga mencari korban. Setelah air surut setinggi lutut orang dewasa, jenazah korban baru ditemukan. Malam itu, warga Lara III tersebut telah tertidur pulas di rumah masing-masing. Selama sepekan, warga telah terusik banjir. Mereka menduga, setelah dua hari air surut, banjir susulan tidak terjadi lagi. Namun, air sungai Rongkong rupanya meluap lagi. Malam itu, warga berupaya menyelamatkan diri, termasuk korban. Tapi Wagiyem bernasib nahas. Menurut Hasfendi kepala desa Lara III di rumah duka, siang kemarin, Ny Wagiyem terjebak banjir di dalam rumahnya. Derasnya air banjir setinggi satu meter, menyebabkan korban tidak bisa menyelamatkan diri. "Korban meninggal dunia akibat banjir. Jenazah korban ditemukan di kolong tempat tidur," katanya. Sementara itu, Giman suami almarhumah menyebutkan, saat banjir terjadi, istrinya seorang diri di rumah. Istrinya saat itu memang sakit dan terbaring di tempat tidur. "Saya ke posko banjir bersama warga lainnya. Kami berencana memperbaiki rumah warga yang rusak akibat banjir. Namun, begitu air kembali meluap, saya kembali ke rumah. Saya tidak lagi menemukan istri saya," kisah Giman, sedih. Sementara, Minggu 10 April kemarin, genangan banjir di Kabupaten Luwu masih tergenang pada beberapa titik. Kondisi terparah di Luwu akibat banjir ini terjadi di Walenrang dan Lamasi. Sekitar 50-an rumah penduduk di Kecamatan Walenrang, yang berada di bantaran sungai Makawa, terancam tersapu banjir, setelah sisi sungai itu terkikis belasan meter. Tidak hanya itu, sekitar 15 unit rumah penduduk di Lamasi juga terancam ambruk tersapu banjir setelah tanah pijakan rumah tersebut terkikis banjir. Sedangkan, banjir Kamis malam lalu di daerah yang lebih dikenal dengan sebutan Walmas (Walenrang dan Lamasi, red.), terdapat tiga rumah penduduk disapu banjir. "Warga Walmas saat malam hari, terutama yang bermukim di daerah bantaran sungai Makawa, mengungsi ke dataran tinggi. Mereka khawatir terjadinya banjir besar," kata Ny Hafidah Rauf Basyuri, anggota DPRD Luwu dari Komisi III, usai meninjau banjir di Walmas, akhir pekan ini. Daerah terparah yang dilanda banjir di Walmas, yaitu Desa Makawa, Bolong, Bosso, Rambakulla, Kondo, dan Batusitanduk, Sulsel. (cbd) Post Date : 11 April 2005 |