Banjir Tak Kunjung Surut

Sumber:Suara Merdeka - 13 Januari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SEMARANG- Hingga Senin (12/1), banjir akibat hujan deras yang terjadi sehari sebelumnya, belum juga surut. Sejumlah wilayah di Kota Semarang masih terendam genangan.

Banjir menggenangi kawasan Kota Lama, Bubakan, Muktiharjo, Terminal Terboyo, Jalan Ronggowarsito, Stasiun Tawang, Jl Raden Patah, dan Jl Pengapon. Air yang menggenang mengganggu aktivitas warga.

Di Muktiharjo Lor, Kecamatan Genuk, sebagian ruas jalan dan permukiman warga tergenang 10 hingga 50 cm. Lurah Muktiharjo Lor, Sutrisno SIP mengatakan, dari pantauan yang dilakukan bersama carik dan Babinkamtibnas, air masih merendam sejumlah rumah dan jalan di wilayahnya.

Air yang mestinya mengalir ke Kali Tenggang, balik lagi ke arah timur dan menyebabkan banjir. Hal itu terjadi lantaran saluran air yang ada di daerah tersebut kurang lancar karena tersumbat.

‘’Kami sudah menindaklanjuti kejadian ini dan melaporkan ke kecamatan. Agar tidak mengalami banjir terus, saluran air di sekitar kelurahan yang mengalir ke Kali Tenggang perlu segera dinormalisasi. Dengan begitu, air nantinya tidak balik lagi ke wilayah ini,’’ kata Sutrisno.

Air yang merendam Jalan Muktiharjo Lor menyebabkan pengendara motor memilih mencari jalur alternatif lewat kampung-kampung agar terhindar dari banjir.

Selain mengganggu pengguna jalan, banjir di tempat itu juga menghambat aktivitas yang ada di kantor kelurahan dan kenyamanan kegiatan belajar mengajar di sekolah Muktiharjo Lor 010203. Sebab, untuk mencapai kantor dan sekolah, warga maupun siswa harus menerabas genangan air yang merendam jalan.

Terboyo

Area parkir bus di Terminal Terboyo juga tergenang air. Genangan itu mencapai 15 sentimeter dan cukup mengganggu para penumpang. Harno, seorang sopir bus mengatakan, banjir yang kerap menggenangi area parkir tersebut menyebabkan sejumlah sopir enggan masuk ke kawasan itu. Mereka lebih memilih memarkir kendaraannya di luar jalan keluar.

Kepala Terminal Terboyo Ganin Bimantoro mengatakan, banjir yang menggenangi kawasan tersebut terjadi karena hujan deras yang disertai dengan tingginya rob di sekitar terminal.

“Bila hanya hujan tanpa disertai rob, maka rumah pompa di terminal bisa bekerja optimal. Namun, jika hujan dan rob tinggi, genangan lama surut,” kata Ganin.

Di Bubakan, kendaraan berjalan merambat. Adanya lubang jalan yang tertutup genangan mengakibatkan sejumlah pengendara motor terperosok. Banyak kendaraan mengalami mati mesin hingga mogok. Kendaraan yang mogok memperparah kemacetan jalan.

Teguh, warga Pedurungan yang membuka toko komputer di Pekojan mengatakan, kawasan Bubakan memang kerap menjadi langganan banjir jika hujan deras.

Padahal, beberapa waktu lalu proyek perbaikan saluran di kawasan tersebut sudah sering dilakukan. Yaitu, dengan mengganti kisi-kisi pembuangan air ke sungai dan membersihkan selokan. (H6,J12,H36,H55-37)



Post Date : 13 Januari 2009