|
Jambi, Kompas - Hujan deras yang terus-menerus turun dalam sepekan terakhir telah mengakibatkan sungai-sungai di Provinsi Jambi meluap. Akibatnya, sebagian Kota Jambi kini terendam banjir hingga ketinggian satu meter lebih. Dalam pemantauan Kompas, Minggu (28/1), banjir terjadi di permukiman penduduk sepanjang bantaran sungai, di wilayah Kecamatan Telanaipura dan Kecamatan Jambi Timur. Ketinggian air terlihat mencapai rata-rata satu meter. Genangan air mulai terjadi dalam empat hari terakhir. Ketinggiannya semakin meningkat kemarin karena hujan yang tidak henti-henti. Hujan turun mulai Sabtu (27/1). Di Kampung Pulau Pandan, Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, misalnya, banjir cukup tinggi karena luapan air tidak hanya dari Sungai Batanghari. Limpahan air juga datang dari Sungai Sipin yang berjarak hanya sekitar 30 meter dari permukiman warga. Air masuk rumah- rumah warga yang bukan rumah panggung. Jamilah, warga Kampung Pulau Pandan, mengatakan bahwa sejak Sabtu seluruh barang di lantai satu rumahnya terpaksa diungsikan ke lantai atas. "Lantai bawah ini jadi dapur. Kalau sudah banjir seperti sekarang, kompor dan barang-barang mau tidak mau dinaikkan semua," tuturnya. Untuk kegiatan sehari hari di luar rumah, hampir seluruh warga memanfaatkan ketek (perahu kecil/sampan) sebagai sarana transportasi dari rumah. Fatmawati (43), warga setempat, menuturkan, banjir membuat dirinya mengeluarkan biaya tambahan untuk sewa ketek. "Setiap kali mau pergi keluar setiap orang harus membayar Rp 1.000-Rp 2.000 untuk biaya sewa perahu. Biaya hidup jadi bertambah mahal pada saat banjir," tuturnya. Lebih cepat naik Banjir kali ini terbilang mundur dari kebiasaan tahunan. Namun, kenaikan luapan air masuk permukiman lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Warga mengkhawatirkan banjir akan semakin tinggi, bahkan melebihi keadaan terparah yang pernah mereka alami pada 2003. "Banjir tahun 2003 adalah yang paling besar dan lama," ujar Fatmawati. Ketika itu ketinggian air nyaris 2 meter. (ITA) Post Date : 29 Januari 2007 |