Banjir Susulan Menerjang

Sumber:Koran Sindo - 02 April 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
MAGETAN (SINDO) Banjir kembali melanda sejumlah desa di Kab Magetan dan Ngawi, kemarin. Banjir yang terjadi ketiga kalinya dalam sepekan terakhir ini membuat aktivitas warga menjadi lumpuh.

Sebab, akses jalan desa dan sejumlah fasilitas umum ikut tergenang.Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini namun dipastikan kerugian yang dialami warga mencapai ratusan juta rupiah. Di Kab Magetan, banjir menerjang Desa Ngelang,Kec Kartoharjo. Hampir seluruh akses jalan di desa ini tergenang air setinggi lutut orang dewasa. Akibatnya sebanyak 125 warga yang tinggal di desa ini terisolasi.

Menurut Suwarno, 42,warga Desa Ngelang, banjir tidak hanya menggenangi jalan desa dan rumah warga namun juga menggenangi areal pertanian.Kondisi demikian membuat warga yang sebagian besar bekerja sebagai petani tidak dapat bercocok tanam.Sekarang ini sebetulnya warga sedang memulai masa tanam padi kedua.Namun karena bibit padi ikut hanyut, warga tidak bisa menanam.Sedangkan tanaman padi yang baru ditanam sekitar 1-2 minggu juga ikut hanyut dibawa banjir, ujarnya pada SINDO kemarin.

Hingga kemarin, Pemkab Magetan belum mengucurkan bantuan. Catatan SINDO, bantuan untuk korban banjir ini datang ketika air merendam Desa Ngelang pertama kalinya sekitar dua minggu lalu.Tetapi, saat itu, bantuan berupa beras dan mi instan juga tidak terdistribusi secara merata. Akibat banjir susulan ini, sebagian warga yang rumahnya tergenang banjir mulai mengungsi di tempat-tempat kering, seperti masjid desa. Mereka khawatir banjir lebih besar akan kembali menyusul.

Sementara di Kab Ngawi, banjir kembali melanda beberapa desa di Kec Kwadungan dan Kec Geneng. Bahkan akses jalan alternatif dari Kab Madiun ke Kab Ngawi melalui Kec Kwadungan terendam banjir setinggi lutut orang dewasa. Akibatnya,kendaraan roda dua dan roda empat yang melalui jalur ini harus berjalan pelanpelan untuk melintasi genangan air. Selain itu banjir juga mengakibatkan ratusan hektaer tanaman padi yang baru berumur 15 hari tenggelam dan terancam mengalami puso.

Beberapa rumah warga di Dusun Ngemplang, Desa Purwosari, Kec Kwadungan termasuk wilayah yang paling parah. Wilayah bahkan terancam menjadi korban paling parah lagi karena Sungai Madiun yang berjarak sekitar 100 meter dari permukiman warga terus meluap. Tanah seluas 15 meter yang berada di pinggir Sungai Madiun juga terlihat ambrol karena tergerus luapan air sungai. Menurut Sujono, 49,Warga Desa Purwosari, banjir yang melanda desanya mulai menghawatirkan, sebab dalam sepekan sudah terjadi tiga kali banjir. Warga mulai resah lantaran mereka tidak bisa bekerja untuk mencukupi kebutuhan seharihari. Selain itu banyak warga yang mulai terserang penyakit kulit dan pencernaan,ujarnya.

Banjir juga menggenangi halaman Mapolres Madiun.Ketinggian air sekitar 30 sentimeter. Beberapa barang elektronik seperti sound system terendam. Untuk meminimalisir luapan air,polisi memasang pompa penyedot air di halaman. Namun alat itu tidak dapat menyurutkan air secara cepat, sebab hujan terus mengguyur.Akibatnya air banjir juga memasuki sejumlah ruangan. Meski tidak terlalu tinggi,terus bertambahnya debit air sempat membuat petugas yang berjaga kelabakan. Mereka segera mengemasi semua barang. (muhammad roqib)



Post Date : 02 April 2007