|
[SITUBONDO] Belum selesai Situbondo, Jawa Timur (Jatim), dibersihkan dari puing-puing kehancuran, banjir bandang susulan kembali melanda Desa Paowan, Kecamatan Panarukan dan Desa Sletreng, Kecamatan Kapongan, Kamis (14/2) petang. Banjir setinggi 1,5 meter akibat meluapnya Sungai Bugeman itu menerjang ratusan rumah dan menjebolkan beberapa jembatan beton. Ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam (Satlak PBA) Kabupaten Situbondo, Suroso kepada SP, di Situbondo, Kamis (14/2) malam mengatakan, banjir susulan itu sendiri tidak sebesar banjir Jumat (8/2). Banjir akibat hujan deras yang turun cukup lama di kawasan pegunungan. "Cuaca buruk itu tidak saja membuat onggokan material bekas banjir lumpur yang sudah dipinggirkan meluber kembali, namun juga disusul kembali material kiriman susulan dari dataran tinggi di sisi selatan kota Situbondo," katanya. Satlak juga baru menerima laporan singkat, bahwa banyak harta benda penduduk yang baru saja dibawa pulang dari tempat-tempat pengungsian, tidak dapat lolos lagi dari sergapan banjir susulan. Barang-barang elektronika dan kelengkapan anak-anak sekolah lenyap dari rumah mereka dalam sekejap. "Jangankan membawa harta benda, dapat menyelamatkan nyawa sendiri saja sudah syukur," ujar Hj Marianah (42), warga Desa Paowan. Marianah membenarkan, banyak warga, yang tidak sempat memakai baju lengkap ketika menyelamatkan diri dari sergapan banjir susulan. Rumah beserta isinya langsung ditinggal dan kalau pun sempat hanya membawa tas berisi uang dan simpanan perhiasan. Suasana di sekitar tempat tinggal Marianah cukup dramatis karena ketika banjir datang, suara jeritan para perempuan dan anak-anak terdengar dimana-mana. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan Situbondo, Yoyok Mulyadi, ketika dikonfirmasi ulang, Jumat (15/2) pagi mengaku belum menerima laporan adanya korban jiwa. Bantuan Sementara itu, Suroso membenarkan, guyuran hujan lebat juga mengakibatkan ruas-ruas jalan raya di tengah kota Situbondo ikut terendam dengan ketinggian air sekitar 20 sentimeter. "Rumah-rumah penduduk di kanan-kiri jalan ya ikut terendam. Kan letaknya lebih rendah dari bahu jalan," katanya sambil membenarkan, banyak pihak di luar institusi pemerintahan dari kota- kota lain yang datang memberikan bantuan langsung ke warga korban banjir. Sementara itu, sejumlah korban banjir bandang meluapnya Kali Sampean di Kabupaten Situbondo, masih bertahan di lokasi pengungsian di masjid, gedung milik pemerintah, dan di tenda- tenda. Bahkan truk-truk milik warga juga dimanfaatkan untuk pengungsian sementara. Warga yang mengungsi ini, rata-rata yang rumahnya hanyut tersapu luapan Kali Sampean pada Jumat pekan lalu. Satkorlak PB Pemerintah Kabupaten Situbondo, tercatat 614 rumah hanyut di bantaran Kali Sampean, serta lebih dari 1.200 rumah yang mengalami rusak berat dan rusak ringan. Bupati Situbondo Ismunarso mengatakan, para pengungsi masih tetap berada di tenda-tenda serta lokasi pengungsian, terutama korban bencana banjir bandang yang rumahnya hanyut dan rusak berat. Sementara itu, Kepala Subdin Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, Muslin Godam mengatakan, banjir besar setiap saat mengancam sejumlah daerah di Provinsi Bengkulu. Pasalnya, sekitar 559.801 hektare (ha) atau 45 persen dari luas hutan Bengkulu 1.317.315 ha dewasa ini dalam kondisi rusak, sehingga jika hutan air sungai meluap karena tidak dapat diserap dengan baik. [ES/070/143/148] Post Date : 15 Februari 2008 |