Banjir Surut, Warga Tetap Siaga

Sumber:Kompas - 11 Agustus 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

NAMLEA, KOMPAS - Meski banjir yang melanda 10 desa di Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru, Maluku, mulai surut, warga tetap siaga akan kemungkinan banjir susulan akibat luapan Sungai Waeapo dan Waegeren. Sejak dua pekan lalu hingga Selasa (10/8), hujan masih terus mengguyur.

Suwarto (42), seorang korban banjir dari Desa Air Mendidih, Kecamatan Waeapo, mengatakan, banjir yang merendam rumah, fasilitas umum, dan sawah warga memang surut. Tinggi genangan dari 2 meter kini sebetis orang dewasa. Namun, air di Sungai Waeapo dan Waegeren masih setinggi bibir sungai. Air sungai berpotensi meluap. Apalagi hujan deras tiap hari.

”Rumah-rumah sudah dibersihkan, tetapi barang berharga ditaruh di tempat aman. Kalau banjir datang, kami tak repot memindahkan,” kata Wardi (35) dari Desa Waeleman.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Buru Hadi Zulkarnaen membenarkan banjir di Waeapo sudah surut. Tiga desa yang sempat terisolasi, yaitu Waeleman, Deboae, dan Wansaid, terbuka lagi.

Banjir dua kali melanda Waeapo, yaitu pada 21 Juli dan 4 Agustus 2010. Sedikitnya 1.504 rumah di 10 desa terendam.

Komandan Rayon Militer 1506/IV Waeapo Kapten BS Tangkelangi menyiagakan 20 personel di lokasi banjir. Petugas ditempatkan di dekat Sungai Waeapo dan Waegeren, seperti Desa Wansaid dan Waeleman. Saat sungai meluap lagi, petugas bisa langsung menolong warga.

Hadi menambahkan, perahu karet untuk mengungsikan korban banjir, tenda darurat untuk dapur umum, dan lokasi pengungsian masih disiagakan.

Sakit

Kepala Puskesmas Perawatan Mako di Waeapo, Tri Handayani, mengatakan, korban banjir yang berobat sudah hampir 100 orang. Kebanyakan pasien mengeluhkan demam, gatal, diare, dan muntah.

”Setiap hari kami mengobati korban banjir. Stok obat-obatan masih cukup untuk merawat mereka,” katanya.

Tri mengingatkan warga untuk membersihkan lingkungan pascabanjir. Lingkungan yang tidak sehat akibat banjir bisa menjadi sumber penyakit.

”Warga perlu kerja bakti untuk mencegah penyakit,” katanya. (APA)



Post Date : 11 Agustus 2010