|
Palembang, Kompas - Banjir yang melanda beberapa wilayah di Provinsi Sumatera Selatan sejak awal Januari 2005 kini berangsur-angsur surut. Hanya saja, sebagian besar warga korban banjir masih harus membersihkan lingkungan yang kotor. Mereka pun menghadapi serangan berbagai penyakit, terutama penyakit kulit. Wakil Ketua Posko Pemantauan Banjir, yang juga Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Agustiar Effendy, Senin (31/1) di Palembang, mengatakan, banjir yang melanda sebagian wilayah Sumsel telah surut, seiring dengan menurunnya ketinggian air pasang di sejumlah sungai. "Banjir sekarang ini telah melewati masa puncaknya, dan hujan deras juga berkurang. Tapi, kami tetap memantau dan waspada kemungkinan banjir akibat hujan deras, yang biasanya datang awal atau pertengahan Februari," katanya. Banjir melanda berbagai wilayah di Sumsel sejak awal hingga pertengahan Januari 2005, terutama di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu Timur, Muara Enim, Ogan Ilir, Banyuasin, dan Kota Palembang. Bencana tahunan tersebut menyebabkan puluhan ribu rumah dan hektar sawah terendam, jalan dan jembatan rusak, serta aktivitas ekonomi masyarakat tersendat selama beberapa pekan. Pada akhir Januari 2005 air yang berasal dari pasang sungai dan hujan berangsur-angsur surut. Menurut pemantauan Kompas, Senin kemarin, warga korban banjir saat ini harus menghadapi lingkungan yang kotor dan berbagai penyakit yang muncul pascabanjir. Genangan air di beberapa kawasan di Palembang yang terendam selama sebulan saat ini sudah surut hingga sampai ketinggian semata kaki orang dewasa. Bahkan, di sebagian kawasan genangan air sudah benar-benar surut. Hanya saja, lingkungan yang telah terendam air dipenuhi dengan berbagai jenis sampah yang masuk hingga ke dalam rumah. Sisa air dan lumpur menyebarkan bau busuk yang menyengat. Perumahan Taman Ogan Permai di Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, misalnya, terlihat kotor karena berbagai sampah menumpuk di jalan dan sekitar perumahan. Sejumlah warga berusaha membersihkan halaman rumahnya dari lumpur dan sampah. Akan tetapi, sebagian rumah masih kotor karena belum diurus oleh penghuninya yang belum kembali dari mengungsi. "Kami harus bersih-bersih setelah banjir. Kalau tidak, rumah tambah kotor dan banyak penyakit," kata Juwariah, warga yang tinggal di perumahan Taman Ogan Permai. Diserang penyakit Puluhan warga di Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I, dan di Desa Karang Jaya, Kecamatan Gandus, Palembang, terserang penyakit kulit, influensa, dan batuk-batuk. Sebagian warga mendatangi posko banjir di pinggir jalan masuk ke Bukit Baru, yang didirikan oleh Partai Keadilan Sejahtera Dewan Pimpinan Cabang Ilir Barat I. Sebagian lagi berusaha mengobati penyakit dengan obat seadanya yang dibeli di warung. "Kami telah terbiasa dengan banjir hampir setiap tahun. Tetapi, kalau bisa pemerintah tetap memberikan bantuan seperti yang dijanjikan. Para pejabat jangan hanya melihat-lihat saja, terus pergi. Kami juga butuh bantuan," kata Syafei, warga Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I. Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra mengatakan, warga yang terkena penyakit akibat banjir segera mendatangi puskesmas di daerah masing-masing. Semua puskesmas selalu dibuka saat musim banjir dan memberikan pengobatan gratis. Eddy Santana Putra menyebutkan, kerugian akibat banjir di Palembang hingga kini belum didata. Pemerintah Kota Palembang juga belum menurunkan bantuan pangan kepada korban banjir. "Bantuan akan diberikan ketika banjir semakin besar dan banyak warga korban banjir yang tinggal di tenda-tenda pengungsian," katanya. (iam) Post Date : 01 Februari 2005 |