|
PALANGKARAYA (Media): Jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), yang sempat terendam selama dua minggu mulai diperbaiki. Perbaikan dilakukan setelah banjir di ruas jalan tersebut surut, terutama di ruas Desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng. Banjir yang merendam jalan tersebut mencapai ketinggian dua meter, sehingga arus lalu lintas Palangkaraya-Banjarmasin terputus. Dari pantauan Media, kemarin, di ruas jalan sepanjang tujuh kilometer (km) itu kini banyak terdapat lubang cukup dalam sehingga membahayakan pengguna jalan. Karena itu, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kalteng tengah memperbaikinya dengan cara menimbun lubang-lubang tersebut. Perbaikan ruas Jalan Trans Kalimantan dimulai dari km 43 hingga km 45 karena saat kondisi jalan terparah akibat rendaman banjir adalah di lokasi itu. Sementara itu, dua jalan layang yang belum seluruhnya selesai dibangun, saat ini baru bisa dilalui oleh bus, mobil pribadi, dan sepeda motor. Truk pengangkut barang harus tetap melalui jalan utama yang berada di bawah jalan layang. Sedangkan ketinggian air dalam kanal yang berada di samping Jalan Trans Kalimantan masih terlihat tinggi dan permukaannya sama dengan ketinggian jalan. Apabila hujan, jalan tersebut kembali terancam dilanda banjir akibat meluapnya kanal itu. Kepala Sub (Kasub) Pengembangan Sarana Transportasi Dinas PU Kalteng Radianto membenarkan pihaknya saat ini sedang melakukan penimbunan lubang-lubang di Jalan Trans Kalimantan yang rusak akibat banjir. ''Kita juga saat ini sudah menempatkan alat berat di jalan tersebut guna membantu pengguna jalan yang kendaraannya terperosok ke dalam kubangan di jalan itu untuk ditarik,'' ujarnya. Dari Palembang dilaporkan, banjir yang melanda kota itu akibat meluapnya Sungai Musi, kemarin, berangsur-angsur surut. Jalan-jalan di permukiman penduduk yang semula terendam kini sudah bisa dilalui, sehingga warga bisa beraktivitas dan melakukan rutinitas kehidupan kembali. Banjir yang mulai surut antara lain terlihat di Kecamatan Seberang Ulu I, Kertapati, dan Gandus. Wilayah tersebut sebelumnya digenangi air setinggi satu hingga 1,5 meter. Banjir di Kecamatan Tanjunglubuk dan Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), serta di Kecamatan Belitang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, juga sudah surut. Sedangkan Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, masih dilanda banjir. ''Sejak Sabtu (29/1) malam banjir mulai menyurut. Mudah-mudahan tidak datang lagi,'' kata Effendi Mukhlis, 45, warga Gandus yang tengah membersihkan rumahnya. Di sekitar halaman rumahnya tidak ada lagi genangan air, namun bekas banjir terlihat jelas dari garisan di dinding rumahnya yang mencapai satu meter. Penduduk Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar), mengkhawatirkan terjadinya bencana longsor akibat adanya bekas penambangan pasir (galian C) seluas 17 hektare (ha) yang ditinggalkan PT Istaka Karya sejak 10 tahun lalu di wilayah itu. Selain warga Desa Sinarancang, warga Desa Jati Pancur, Naggela, dan Nagrak (ketiganya berada di Kecamatan Beber) juga ketakutan, karena kemungkinan wilayah mereka dilewati longsoran tanah bekas galian C tersebut. Kepala Desa Sinarancang Tjatje Effendi, kemarin, mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali mengajukan permohonan kepada PT Istaka Karya agar melakukan perbaikan lingkungan bekas galian. Tetapi, hingga kini belum ada tanggapan. (SS/AY/SR/N-2) Post Date : 31 Januari 2005 |