Banjir Surut Dua Pekan Lagi

Sumber:Pikiran Rakyat - 20 Januari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

KARAWANG, (PR).- Genangan akibat luapan dari saluran pembuang ke areal persawahan dan permukiman di wilayah pantai utara (pantura) Kab. Karawang diperkirakan baru surut dua pekan mendatang. Hal itu disebabkan hujan yang turun setiap hari dan tidak dapat ditampung saluran pembuang.

Berdasarkan data yang diperoleh, Selasa (19/1), areal persawahan yang tergenang sejak lima hari terakhir, diperkirakan mencapai 10.000 hektare. Namun, data luas areal tambak dan jumlah permukiman warga yang tergenang belum tercatat di Pemkab Karawang.

Hal tersebut menyulitkan penyaluran bantuan kepada masyarakat korban banjir. Padahal, di beberapa wilayah banjir, warga sudah mengeluhkan menipisnya persediaan makanan dan mulai mengalami gangguan kesehatan.

Di Kampung Serani, Dusun Cinara, Desa Tambak Sumur, Kec. Tirtajaya, Kab. Karawang, sebanyak 85 kepala keluarga terisolasi karena permukiman mereka berada di tengah-tengah sawah yang tergenang. Mereka pun tidak bisa mengungsi karena tidak memiliki alat transportasi menuju ke areal yang kering.

"Padahal, persediaan makanan kami sudah menipis hanya tinggal untuk sehari ke depan. Itu pun sudah dalam kondisi basah," kata Aban (50), salah seorang warga.

Aban mengatakan, warga korban banjir untuk sementara tidur di bale-bale depan rumahnya karena perlengkapan tidur di dalam rumah sudah basah. Selain itu, sebagian warga enggan mengungsi karena tidak memiliki kerabat di tempat lain. "Tiap tahun seperti ini terus, tapi tidak pernah ada perbaikan," ucapnya.

Ijah (30), warga lainnya, mengeluhkan bahwa sebagian anggota keluarga dan warga dusun lainnya mulai gatal-gatal. Hal itu disebabkan terlalu lama terkena air cileuncang yang merupakan campuran air empang, air laut, dan air hujan. Warga korban banjir kini menunggu bantuan medis dari Dinas Kesehatan Kab. Karawang. "Kami sudah gatal-gatal dan mulai flu," tutur Ijah.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Karawang Nachrowi M. Nur mengatakan, dari pantauan ke lokasi, diperkirakan luas persawahan yang tergenang mencapai 10.000 hektare. Sebagian besar dari areal itu merupakan persemaian yang baru berusia 1-15 hari. "Penggantian bibit untuk petani baru akan diajukan ke pemerintah pusat," katanya.

Ketua Satuan Koordinasi Pelaksanaan (Satkorlak) Penanggulangan Bencana (PB) Kab. Karawang Suhartoyo menyebutkan, pihaknya belum memiliki data akurat mengenai jumlah areal sawah dan permukiman yang tergenang. Hingga Selasa (19/1), baru Kec. Cilamaya Wetan, Kec. Cilamaya Kulon, dan Kec. Tirtajaya yang telah melaporkannya. "Itu pun baru sebagian desa saja," katanya.

Suhartoyo menyebutkan, lambatnya pelaporan tersebut bisa mengakibatkan lambatnya pengiriman bantuan ke lokasi banjir.

Di Bekasi

Sementara itu, hujan yang terus mengguyur Kota Bekasi selama sepekan terakhir menyebabkan warga Perumnas III Bekasi Timur, Kota Bekasi, direpotkan oleh genangan air setinggi antara 50-80 cm yang ada di wilayah perumahan mereka. Diduga, banjir di perumahan itu karena sistem saluran air yang tidak berfungsi.

Imam (40), warga setempat, mengatakan, hampir sepekan genangan air di sekitar Jln. Nusantara Raya dan Jln. Jawa Raya terus ada. "Pokoknya, hujan deras sedikit, airnya langsung tinggi. Kalau hujan deras malam hari, bisa sampai satu meter. Padahal, di sini enggak ada sungai yang meluap," tuturnya.

Warga khawatir genangan air akan meninggi seiring dengan hujan yang terus turun di Kota Bekasi. Berdasarkan peringatan dini cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Selasa (19/1), curah hujan tinggi disertai petir dan angin kencang masih berpotensi di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) hingga 21 Januari mendatang.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Bekasi Eliaser Yentji Sunur menilai perlunya peraturan daerah mengenai tata air. Sebagian besar perumahan di Kota Bekasi dibangun di wilayah bekas rawa (daerah rendah) atau daerah penampung air hujan. Dengan demikian, ketika hujan turun, air pun mengalir ke perumahan yang semula adalah kawasan rendah. (A-153/A-155)



Post Date : 20 Januari 2010