Banjir Sungai Kahayan, 9 Tewas

Sumber:Suara Pembaruan - 19 Desember 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

[PALANGKA RAYA] Sembilan orang tewas tenggelam di Sungai Kahayan, Kalimantan Tengah (Kalteng) akibat meluapnya sungai membelah Kabupaten Gunung Mas, Pulang Pisau dan Kota Palangka Raya. Belasan ribu rumah di pinggiran bantaran Sungai Kahayan terendam.

Kepala Pospol Pelabuhan Rambang Palangka Raya, Aibda M Rizani, di Palangka Raya kepada SP, Sabtu (19/12) mengatakan, banjir besar Sungai Kahayan telah memakan lima korban tewas warga Kota Palangka Raya. Mereka yang tenggelam di Sungai Kahayan ini bernama Aliansyah (16), Fahrudillah (29), Bayu Ardianto (13), Arsyad (6), dan Yubel Ozzo (2).

Mereka tewas terbawa arus karena kelalaian orang tua, namun ada pula karena kelalaian sendiri mandi di sungai terseret terbawa arus. Semua jenazah telah dievakuasi tim SAR.

Adeng (28), warga Kuala Kurun, ibu kota Kabupaten Gunung Mas mengatakan, banjir Sungai Kahayan di daerahnya telah memakan tiga korban tewas terseret arus.

Ibung Baga (42), warga Desa Tanjung Pusaka, Kecamatan Jabiren Raya mengatakan, banjir masih tetap bertahan. Dalam dua hari, tidak naik. Kedalaman air tetap, namun satu warga bernama Janah (9), tewas tenggelam.

Mengungsi

Sebagian besar warga yang terpaksa mengungsi tinggal menginap di rumah keluarga yang berada di kawasan agak tinggi. Tidak sedikit yang bertahan membuat panggung di atas lantai rumah untuk menumpuk barang dan tempat tidur.

Mawan (53), warga Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya kepada SP yang memantau banjir, Jumat (18/12) mengatakan, debit air masih bertahan. Masyarakat kini hanya bisa pasrah. Warga berharap agar sungai cepat surut, tapi cuaca terlihat mendung. Jika turun hujan lebat, dipastikan kedalaman air akan bertambah.

"Kami terpaksa menjual sisa perhiasan untuk membeli beras. Mencari ikan untuk makan sulit dalam kondisi air tinggi semacam ini. Kami bingung. Tidak ada pekerjaan bisa dilakukan mencari uang untuk mempertahankan hidup keluarga. Jika biasanya kami orang desa membuat acara perayaan Natal dengan makan bersama, kini untuk bertahan hidup saja berat," katanya.

Tuah Rado (47), sopir taksi Palangka Raya - Kuala Kapuas mengatakan, air tidak bertambah naik dua hari terakhir sehingga mereka masih bisa lolos. Jalan memang terputus terendam air sekitar 40 cm. Dengan cara nekat menerobos bagian jalan terendam masih bisa lewat, karena hanya sekitar 200 meter, katanya.

Sejumlah wilayah di Provinsi Bengkulu masih berpotensi dilanda banjir, menyusul masih tingginya intensitas curah hujan di daerah ini. Untuk itu, masyarakat diminta tetap mewaspadai ancaman banjir tersebut.

"Masyarakat Bengkulu yang tinggal di daerah aliran sungai (DAS) diminta mewaspadai ancaman banjir karena curah masih tinggi," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu, Fahmizah di Bengkulu, Jumat (18/12).

Dengan tingginya curah hujan, potensi terjadi banjir beberapa daerah di Bengkulu masih ada. [106/143/070/080 /146/141/WMO/142/152/153]



Post Date : 19 Desember 2009