CIMAHI, (PR).- Berkali-kali dilanda banjir, warga dari delapan RT di RW tujuh Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, mengaku resah dan khawatir akan keselamatan diri mereka, Selasa (8/6). Banjir yang dikarenakan oleh meluapnya Sungai Cihujung, biasanya merendam kawasan mereka. Ketinggian air mulai dari sepuluh sentimeter hingga lebih dari satu meter. Warga berharap, pemerintah kota dapat mengambil langkah untuk mengatasi masalah tersebut.
Delapan RT yang kerap terkena banjir itu di antaranya adalah RT 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Banjir terparah biasanya dialami warga dari RT 1. Pasalnya, bangunan rumah warga RT 1 berbatasan langsung dengan Sungai Cihujung. Berdasarkan penuturan warga setempat, jika di hulu sungai hujan, maka dipastikan daerah tersebut akan terendam banjir.
Jaja (59), warga RT 6 mengatakan, banjir memang sudah menjadi langganan warga sekitar. Namun, banjir itu dirasakan semakin sering sejak beberapa pabrik di kawasan tersebut, membuat bangunan di atas Sungai Cihujung. Bangunan tersebut dibuat tepat di atas sungai, sehingga menutup aliran dengan panjang sekitar dua ratus meter. Akibatnya, ketika volume air sungai sedang tinggi, bangunan itu akan menghambat jalannya air.
"Dari dahulu memang sering banjir, tetapi menjadi lebih sering lagi sejak pabrik-pabrik itu membuat bangunan di atas sungai. Bangunan itu menghambat jalannya air. Apalagi, kalau ada sampah atau benda lain, menjadi semakin tersumbat. Akibatnya, air meluber ke permukiman kami," kata Jaja, saat ditemui di rumahnya, Selasa (8/6).
Bentuk tim
Kekhawatiran pun dirasakan Ida (30) dan Zaenah (39), warga RT 1, RW 7, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan. Sebagai ibu, keduanya mengaku khawatir jika banjir datang, terutama saat malam hari. "Tidak bisa tenang kalau tahu air sungai sedang tinggi, takut tiba-tiba ada banjir," kata Ida, yang ditemui saat tengah menjemur kasurnya yang sempat terendam banjir.
Ketua RT 1, RW 7, Adung Sudrajat (56) mengaku, banjir yang terjadi di kawasan itu cukup membuat resah warganya. Mengenai adanya bangunan yang dibuat pabrik di atas sungai, Adung mengatakan, warga sudah pernah meminta pengelola pabrik untuk menertibkannya. Namun, belum ada realisasi hingga saat ini.
Sementara itu, Wali Kota Cimahi Itoc Tochija yang sempat mengunjungi kawasan tersebut beberapa waktu lalu, langsung membentuk tim untuk melakukan pemantauan mengenai permasalahan dan penyebab terjadinya banjir di kawasan tersebut. Mengenai adanya bangunan pabrik yang dibangun di atas sungai, Itoc mengatakan, akan melakukan pendekatan pada pihak pabrik. "Kalau memang perlu dibongkar, akan kita bongkar," katanya saat itu. (A-177)
Post Date : 09 Juni 2010
|