Banjir Sumsel Makin Meluas

Sumber:Koran Sindo - 25 Februari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

PALEMBANG(SI)-Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin menginstruksikan kepada bupati dan wali kota untuk tidak meninggalkan wilayahnya masing-masing menyusul banjir yang makin meluas.

Jika ada urusan dinas keluar kota atau cuti harus ditunda terlebih dahulu. “Jika melanggar bukan tidak mungkin akan dikenakan sanksi. Sebab, mereka harus memantau dan siaga terhadap kondisi daerah masing-masing yang terendam banjir, baik itu banjir bandang maupun longsor,” tegas Alex,kemarin. Seperti diketahui, musibah banjir yang melanda Sumsel tersebut terjadi sejak Selasa (16/2) lalu dan mengakibatkan 10 kabupaten dan kota kebanjiran. Kabupaten dan kota yang terendam banjir adalah Kabupaten Muara Enim, Banyuasin, Prabumulih, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, dan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).

Selain itu, OKU Selatan, Musi Rawas (Mura), serta Kota Palembang. Dia menyatakan,banjir tidak hanya akibat hujan yang turun terus menerus saja, tetapi akibat air kiriman dari berbagai daerah lainnya. Alex mencontohkan, banjir yang terjadi di Kabupaten Mura. Menurut dia, banjir di daerah tersebut akibat air kiriman dari Provinsi Bengkulu.“Lantaran dataran Sumsel lebih rendah,akhirnya tergenang dan menyebar ke wilayah lain,”ungkapnya. Banjir kiriman dari Provinsi Lampung juga ikut merendam sejumlah kabupaten dan kota di Sumsel, seperti Kabupaten OKI,OKU Timur dan OKU Selatan. Akibatnya, kondisi banjir terus meluas.

“Untuk air kiriman dari Bengkulu selain menggenangi Mura, juga merendam Muba dan Banyuasin hingga membuat daerah yang terkena banjir makin meluas.” Menurut Alex,selain 10 daerah terendam banjir, lima daerah lainnya yang terletak di dataran tinggi juga rawan banjir bandang dan longsor. Sebab, kondisi hutan di daerah tersebut sudah gundul. “Lima daerah tersebut adalah Kota Pagaralam, Empat Lawang, Lahat, Lubuk Linggau dan Baturaja,” terangnya. Atas dasar itu, dia mengimbau agar warga yang berada di daerah tersebut tetap waspada. Dia mengaku, hingga kemarin memang terjadi penyusutan banjir hingga 60 cm.

“Namun, karena curah hujan masih tetap tinggi bisa membuat kondisi air tersebut bertambah naik.” Kepala Dinas Sosial Sumsel Ratnawati mengaku telah mendistribusikan bantuan kepada korban banjir.“Untuk bantuan semuanya sudah kita salurkan.Di mana untuk Kabupaten Mura sudah kita berikan 20 ton beras,minyak tanah sesuai permintaan warga kepada Gubernur Alex. Selain itu, ikan asin, gula,kopi, the, lauk pauk dan lainnya,” ujarnya. Bantuan juga telah diberikan kepada daerah lain, seperti Prabumulih, Muara Enim,OKUTimur,OKI,OKU Selatan, dan Banyuasin.

“Semua bantuan sudah kita salurkan baik itu berupa bahan makanan, tenda darurat, dapur umum dan lainnya. Untuk itulah, kita terus berkoordinasi dengan badan penanggulangan bencana Sumsel guna mengantisipasi banyaknya daerah yang terendam banjir ini,” ungkap dia. Dia mengaku, jalan yang terputus membuat pihaknya sedikit kesulitan dalam mendistribusikan bantuan.“Namun,kami berusaha semaksimal mungkin memberikan bantuan.” Di bagian lain,banjir di Sumsel juga menyebabkan puluhan ribu hektare lahan pertanian mengalami puso (gagal panen).

Kondisi ini mengancam ketahanan pangan warga.“Secara makro, kondisi pangan kita saat ini memang masih kuat.Namun,secara mikro jika hujan terus menerus dan sawah semakin banyak yang puso,maka sejumlah kabupaten bisa terancam rawan pangan,” ungkap Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumsel, Samuil Chatib di sela-sela kunjungan lokasi banjir di OKI, Sumsel, kemarin. Akses jalan yang terputus akibat musibah tersebut juga menjadi penyebab warga mengalami rawan pangan.“Sebab, sulit untuk menjangkaunya lantaran warga terisolasi.

” Daerah yang terisolasi akibat banjir antara lain, Kabupaten Mura,Muba,Banyuasin,dan Kabupaten OKU Timur. Dia mengaku, sejauh ini Sumsel masih surplus beras hingga 1,2 juta ton, dengan rata-rata konsumsi 800 ton per tahun.“Tetapi, jika kesulitan untuk mendistribusikannya, warga juga terancam rawan pangan atau kelaparan.” (yayan d /s syailendra)



Post Date : 25 Februari 2010