Banjir Solo Mulai Surut

Sumber:Kompas - 30 Desember 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Solo, Kompas - Banjir di Solo mulai surut. Genangan air di Joyontakan, Kecamatan Serengan, yang sebelumnya setinggi tiga meter, Sabtu (29/12) pukul 09.00, surut hingga sebatas pinggang orang dewasa. Ketinggian air di beberapa anak sungai di sepanjang jalur Sukoharjo menuju Wonogiri juga sudah menurun.

Kondisi ini dimanfaatkan warga untuk menyelamatkan barang- barang di rumahnya. Petrus Suroyo (43) tampak mendorong sepeda motornya sejauh 200 meter dari rumahnya yang masih tergenang air.

Dari Wonogiri dilaporkan, hingga Sabtu malam, tim evakuasi belum berhasil menemukan sembilan korban yang tertimbun longsor di Tirtomoyo, Wonogiri.

Di Ledoksari, Karanganyar, Sabtu, tim evakuasi menemukan lagi tiga jenazah korban tanah longsor. Diperkirakan, lima korban masih tertimbun.

Lahan yang longsor di Ledoksari adalah hutan rakyat yang sejak puluhan tahun lalu ditanami tanaman semusim, seperti jagung dan sayuran.

"Tata guna lahan di Ledoksari tidak pas, daerah lereng dengan kemiringan cukup tajam ditanami tanaman semusim. Hal itu mempercepat erosi. Seharusnya lahan ditanami tanaman keras," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar Ruhanto.

Josentono, warga Ledoksari, mengakui daerahnya rawan longsor karena berada di lereng bukit yang ditanami tanaman semusim. Warga pernah mendapatkan peringatan bahwa lahan seperti itu rawan longsor. "Tapi selama ini tidak pernah terjadi apa-apa, paling longsoran kecil," katanya.

Waduk lepaskan air

Pengelola Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, pada Sabtu pukul 09.00 meningkatkan aliran air menuju Bengawan Solo dari semula 200 meter kubik per detik menjadi 250 meter kubik per detik. Hal itu karena elevasi air waduk sudah mencapai 136,88 meter. Adapun batasnya 136 meter.

Menurut Kepala Divisi Jasa Air Sumber Air Perum Jasa Tirta Bengawan Solo Suwartono, pihaknya sudah memerhatikan berbagai aspek, termasuk ketinggian air muka Bengawan Solo di Jurug yang sudah turun dari 10,9 meter menjadi 8,36 meter.

"Kami juga sudah memperhitungkan aliran air di Ngawi dan Bojonegoro," ujarnya.

Di Bali, aktivitas kawasan wisata Pantai Kuta kembali normal, Sabtu, setelah sempat ditutup selama dua hari karena cuaca buruk seperti hujan lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi.

Sementara itu, badai Melanie dari Bali dan Nusa Tenggara Barat mulai memasuki Nusa Tenggara Timur. Badai itu berpotensi menimbulkan bencana yang sering menimpa Nusa Tenggara Timur setiap musim hujan. Data BMG menunjukkan, badai terlihat pada posisi 16,7 Lintang Selatan dan 118 Bujur Timur pada Sabtu pagi. (GAL/IKA/AYS/BEN/KOR/SEM)



Post Date : 30 Desember 2007